Desa Kersana menghadapi tantangan serius dalam hal ketahanan pangan, dengan kondisi tanah yang rusak dan kering yang membuat para petani sulit menanam bahan pangan berkualitas. Tanah yang kurang subur ini menyebabkan produksi tanaman utama seperti jagung dan bawang menjadi tidak optimal, sehingga mengancam ketahanan pangan masyarakat desa.
Dalam upaya mencari solusi atas permasalahan ini, mahasiswa KKN-T Universitas Majalengka (Unma) datang dengan ide inovatif untuk memperkenalkan tanaman kacang koro pedang kepada masyarakat Desa Kersana. Tanaman ini dikenal memiliki ketahanan tinggi terhadap kondisi tanah kering dan kurang subur, sehingga cocok untuk ditanam di wilayah yang memiliki karakteristik seperti Desa Kersana.
Mahasiswa KKN-T Unma mengadakan serangkaian seminar dan workshop untuk memberikan edukasi kepada para petani mengenai manfaat dan teknik budidaya kacang koro pedang. Dalam seminar tersebut, para petani diajarkan cara mempersiapkan lahan, teknik penanaman yang tepat, serta perawatan tanaman yang optimal. Mahasiswa juga menekankan pentingnya diversifikasi tanaman untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan pada satu jenis tanaman saja.
Selain itu, mahasiswa KKN-T Unma juga melakukan demonstrasi langsung di lapangan dengan menanam kacang koro pedang di beberapa area percobaan. Para petani diajak untuk ikut serta dalam proses ini, sehingga mereka bisa melihat langsung bagaimana tanaman tersebut tumbuh dan beradaptasi dengan kondisi tanah yang ada. Hasil dari percobaan ini menunjukkan bahwa kacang koro pedang dapat tumbuh dengan baik di tanah kering dan memberikan hasil panen yang memuaskan.
Selama kegiatan ini, mahasiswa KKN-T Unma juga memberikan pendampingan kepada para petani, menjawab pertanyaan, dan membantu mengatasi masalah yang dihadapi selama proses penanaman. Mereka juga menyediakan materi edukatif dan panduan tertulis yang bisa digunakan sebagai referensi oleh para petani di kemudian hari.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan di Desa Kersana, tetapi juga untuk menyadarkan masyarakat bahwa ada tanaman lain yang mampu bertahan hidup di tanah yang rusak selain jagung dan bawang. Diversifikasi tanaman seperti ini diharapkan dapat memberikan alternatif baru bagi para petani dalam menjaga ketahanan pangan desa.
Dengan adanya program ini, para petani di Desa Kersana mulai menyadari bahwa mereka tidak harus bergantung pada satu jenis tanaman saja. Mereka mendapatkan pengetahuan baru yang bisa diterapkan untuk meningkatkan produktivitas lahan mereka meskipun dalam kondisi tanah yang kurang ideal. Keberhasilan ini memberikan harapan baru bagi ketahanan pangan Desa Kersana, dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain yang menghadapi masalah serupa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H