Mohon tunggu...
Aaero Casrono
Aaero Casrono Mohon Tunggu... -

saya adalah anak kecil yang inginselalu belajar dan terus belajar meski saya sadari saya penuh kekurangan|casrono|087719574612|Boarding Shool "Mbangun Desa"

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dua Zona Aman dan Nyaman

9 November 2014   17:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:15 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_373475" align="aligncenter" width="341" caption="google search"][/caption]

DUA ZONA AMAN Dan NYAMAN

Sobat pernahah kalian mendengar kata ‘aman’? Dan pernahkah kalian juga endengar kata ‘nyaman?. Dua kata ini tentungnya begitu familiardan lekat denga keidupan kira dan selalu ada dalam keseharian kita dimanapun itu. Kenapa dianapun? Ya, karena dimanapun kita berada pasti ita selalu ingin mendapatkan atau memperoleh hal yang menyangkut kedua kata ini baik itu saat dirumah, diperjaanan, di tempat kerja atau di tempat manapun yang saat itu kita srng ber ada di sana

Kita bahas kara “aman” terlebih dahulu, kata ini biasanya sering dikaitkan dengan sesuatu yang menahan kita dari bahaya.apalagi kalau ditanyakan pada orang yang awam pasti mereka akan langsung menunjuk satu instisusi apa lagi kalau bkan KEPOLISIAN. Tapi saying kebanyakan orang hanya melihat kata “aman’ ini haya dari satu sisi sajayaitu perlundungan tadi yang mereka piker memang sudah menjadi tugas tanggung jawab institusi tesebut.

Tapi kata ‘aman’ yang akan saya bahas di sinibukan tentang perlindungan dari orang atau pihak lain melainkan kata aman yang ada pada diri kita sendiri. Pernahkah kita berintropeksi diri tentang kata ini dalam kehidupan kita?. Tentunnya tanpa atau dengan kita sadari kita selalu menuntut kata inidalam keseharian kita. Contoh saja ketika kita blajar pastikita akan selalu ingin mendapatkan penugasan pembelajaran yang paling mudah. Kenapa? Karena dengan hal itu kita akan berfikir dengan tugas yang mudah dan kita yakin bisa mengerjakan, kita akan mendapat nilai baik dan jauh dari kata “mara” atau “kecewa” dari pihak yang mengajari kita. Tanpa disadari hal itu akan membuat kita cenderung memilih- ilih pembelajaran yang kahirnya kita anya tajam dalam satu sisi saja dan tumpul diberbagai sisi lain. Itu menurut saya……

Kemudian kata ‘nyaman, biasanya kata ini lebih sering dikaitkan dengan gaya hidup ata kebiasaan kitasehari- hari. Misalnya saja dalam kehidupan pertemanan, pastiita akan mencari dan memilih teman yang sama dengan kita atau setidaknya memiliki hal yang sama- sama disukai. Kecenderunnan ini kana membuat diri kita merasa nyaman dengan orang itu dan tidak memikirkandampak yang lain, kerana kita berfikir sudahcukup dengan satu atau orang ini saa saya sudah nyama. Tai seringkali kita tidak melihat bahwa kenyamanan dapat kita peroleh justerudari orag yang berbeda dengan kita karena dia akan memberikan sesuatu yang berbeda dalam dirikita.

Keudian dalamhal pembelajaran hidup, pasti kita akanmemilih hah- ha yang menurut diri kita mudah dan pasti bisa langsng dikerjakan, atau cara mengerjakanya santai. Sehingga dengan piliha ini kita akan merasa lebih nyaman dengan pembelajaran ini. Cara pandang kita ini biasanya juga hanya melihat dan terang di satu sisi ini saja. Kita cenderung tidak melihat sisi lain dan bahkan membuatnya ‘gelap’ sehingga tidak pernah terlihat.

Dari kedua zona kata ini kita seharusnya bisa menelaah dan melihat kembali dengan apa sudah kita lewat dan kerjakan. Sudah benarkah kita dan apakah kita memang selalu hanya akan terus dan terus beraa di dua zona ini. Menurut pendapat saya mari kita bongkar kebiasaan ini dan menjadidiri kita yang semakin baik dan bak lagi. Bagai ana menurut anda ???

14155036141346837956
14155036141346837956

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun