Mohon tunggu...
Candra Febriana
Candra Febriana Mohon Tunggu... -

saya akang candra.... orang sunda pastinya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Game ‘Flappy Bird’.... game si burung berbibir dower yang menyebalkan

5 Februari 2014   18:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:07 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_320660" align="aligncenter" width="300" caption="game Plaffy Bird"][/caption] Berawal dari banyaknya postingan dari kawan kawan di path mengenai kehebohan game burung jelek ini, sayapun tak mau ketinggalan biar tidak dikatakan ketinggalan zaman untuk mendownload game ini dari playstore android saya. Gamenya ternyata ringan, ukuran apk nya juga tidak sampai bermega mega, sehingga tidak memberatkan HP saya saat menjalankannya. Dari segi grafis juga ringan, serasa main game sekelas jaman Nintendo klasik jaman dulu, masih kotak kotak pula, bahkan bentuk si burung lebih mirip telur kuning ber bibir merah yang dower daripada burung sebenarnya. Sistem permainannya juga simple, Cuma membantu si burung melewati rintangan rintangannya sampai tujuan, dengan mengetukkan jari ke layar, jadi kalau diketuk siburung naik, kalau gak diketuk si burung turun. [caption id="attachment_320661" align="aligncenter" width="300" caption="Si Burung Dower"][/caption] Namun permainannya tidak sesimpel kedengarannya, burungnya teramat sangat sensitif, salah ketuk sedikit saja bisa membuat siburung naik terlalu tinggi atau jatuh terlalu rendah, saking sensitifnya ketika i burung menabrak rintangan, burungnya langsung tewas tercerai berai, rapuh sekali... Sekali, dua kali, sampai sepuluh kali saya masih dengan renyahnya tertawa tawa memainkan burung saya, eh game burung ini maksudnya, namun setelah beberapa puluh menit berlalu, levelnya kok tidak naik juga, burung saya terus terusan meledak dan gugur menabrak tiang hijau, keringat dingin mulai bercucuran, memang cara bermain saya menjadi lebih baik, tapi rintangannya semakin sulit... Saya marah, kenapa tiang tiangnya berwarna hijau, kenapa tidak ungu atau oranye, dan kenapa siburung begitu rapuhnya, padahal tiangnya sepertinya tidak galak, sedikit saja si burung bibir dower ini menyentuh rintangan, masih saja meledak. Kenapa si burung dower ini tidak dilengkapi oleh baju baja, atau kenapa si burung dower ini tidak meminta tolong saudaranya, si burung merah galak yang pemarah, biar pas disundul si rintangannya lah yang terburai, bukan si burung dower ini. [caption id="attachment_320662" align="aligncenter" width="300" caption="Ingin rasanya membanting HP saya...(bukan HP saya loh ini)"]

1391601482743884814
1391601482743884814
[/caption] Ingin rasanya saya membanting HP saya... tapi sayang ah mahal... (kemudian dengan muka diselimuti aura kekalahan, saya meng-uninstall game burung dower yang membuat perasaan saya ikut ikutan dower)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun