Mohon tunggu...
Adi Mawardi
Adi Mawardi Mohon Tunggu... -

Lawan ketidakadilan!

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Surat Cinta" untuk PKS

24 Mei 2013   14:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:05 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah hiruk pikuk masalah PKS, saya jadi teringat pesan guru ngaji saya di kampung. Suatu ketika beliau berkata "jang, jelema bisa disebut bener lamun niat, ucap jeung tingkah lakuna sarua (nak, standar orang baik itu jika niat, ucapan dan perbuatannya selaras)". Dari sana saya berpikir apa iya yg didengungkan PKS dengan slogannya bersih, peduli mungkin sy tambahkan kata "sederhana", sesuai dengan wejangan tadi? Mari kita bahas.

1. Niat mereka sebenarnya bagus yaitu dakwah, dengan menggunakan wasilah partai mereka berharap menjadikan masyarakat kita menjadi masyarakat madani (santun, beradab, berkeadilan dan hal positif lainnya). Niat harusnya menjadi pondasi tangguh dalam partai berbasis dakwah ini. Akan tetapi mereka lupa dalam kenyataannya setiap partai pasti ada individu-individu yg salah niat, jadi koreksi untuk mereka "luruskan kembali niat utk berdakwah lewat partai" supaya cita-cita bersama yg bagus itu bisa terwujud.
2. Ucapan, perkataan kelompok yg agamis seharusnya lebih santun dan lebih berahati-hati, ibarat pepatah "mulutmu harimau-mu". Kita lihat kenyataannya perkataan petinggi PKS yg terkesan "kasar" menyerang KPK sekarang terkesan "melemah", statemen yg terkesan "melindungi" contoh kasus LHI sekarang tekesan "membuang", ucapan yang tidak konsisten ini justru membuat bumerang bagi mereka. Oleh karenanya Perbaiki ucapan/statemen ke publik supaya PKS bisa membangun komunikasi publik yg baik "bila perlu rekrut jubir sekalem "johan budi" :).
3. Perbuatan, inilah titik temu antara niat dan ucapan. Ketika PKS mengeluarkan slogan bersih, peduli, tambahan penulis "sederhana", maka yang akan menentukan selaras atau tidaknya slogan itu adalah tindakan nyata. Celoteh masyarakat "Bersih ko korupsi juga", "Peduli penegakan hukum ko melawan KPK". Terkait kasus LHI dan sahabatnya AF, slogan itu terasa "tersobek-sobek" sehingga muncul persepsi itu hanya "jargon kemunafikan". Saran bagi mereka, bersikaplah sederhana untuk menyelaraskan niat, ucapan dan prilaku supaya tidak tergelincir kepada visi awal berpartai.

Tanggapan diatas hanya opini dan masih butuh koreksi, karena apapun juga PKS tetap aset bangsa yg didalamnya terdapat individu-individu yg masih ber-KTP indonesia :) "Surat cinta" ini sebagai bukti bahwa cinta kasih dan kesederhaan akan membuat segalanya menjadi lebih baik.

Salam persatuan dan kedamaian dari pojok kampung!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun