Datang terlambat, Darwin Dinilai Tak Siap Jadi Menteri
(esqmagazine.com)
DI tengah gencar dan sporadisnya pembahasan perihal Bank Century, maka saya pun berpindah haluan untuk tidak nyemplung ke dalam kolam yang sama. Walhasil, mata saya yang masih kiyep-kiyep ini tertumbuk pada nukilan judul headline di atas yang cukup menarik perhatian. Yuph! keterlambatan Menteri Energi dan Sumber Daya Minyak, Darwin Zahedy Saleh untuk menemui Menteri Perdagangan, Ekonomi dan Industri Jepang Masayuki Naoshima, selain cukup ampuh untuk membuat Masayuki-san merasa dilecehkan dan ngambek, juga turut memperparah pencitraan Indonesia sebagai negara di mata Jepang selama ini. Selama ini? Well..memang benar bahwa selama lebih dari 5o tahun, pemerintah Indonesia dan Jepang telah mencoba untuk merajut tali asih melalu pelbagai forum, mulai dari Indonesian-Japan Joint Economic Forum baru-baru ini, Indonesian-Japan Partership Agreement di tahun 2005, dan masih banyak lagi jika dirunut ke belakang. Ironisnya, dalam kala hubungan antarwarga, bangsa Indonesia masih dianggap sebagai toumei ninggen, atau dalam bahasa Jepang, berarti "orang yang tidak dianggap".Media-media di Jepang macam NHK dan TBS untuk layar gelas atau Yomiuri Shimbun untuk cetak, memang kerap mewartakan Indonesia. Tapi jangan ge-er dulu! Indonesia acap kali diberitakan sebagai negara dengan fokus kemiskinan dan bencana alamnya yang sedang happening. [caption id="attachment_53694" align="alignleft" width="167" caption=""Komo..gara-gara kamu saya jadi telat!" kata Pak Menteri"][/caption] Kembali kepada Pak Menteri Darwin, selidik punya selidik, rupanya alasan telat Pak Darwin amatlah "manusiawi", JALANAN MACET ! . Lho,kok bisa? Kalu Charles Darwin telat, masih mungkin, karena di Pulau Galapagos tidak ada busway maupun monorail rencana monorail seperti di Jakarta. Charles Darwin pun tidak akan duduk santai di dalam Toyota Crown Super Saloon dan dikawal oleh pengedara voorrijder yang senantiasa dengan lincah dan elegan berusaha untuk menepikan kendaraan yang melaju di depannya, dengan cara melenggak-lenggokan motornya macam geng motor. Apapun itu, semoga saja kesan yang ditangkap Masayuki-san, tidak membuat menteri jebolan Kobe University ini menjadi jengah dan il-feel terhadap bangsa Indonesia yang besar potensinya ini. Atau mungkin...Pak Darwin dapat saja berkilah," Macet..karena Si Komo lewat!". Nah, kalau Masayuki-san menjdi bingung perihal eksistensi Si Komo, Pak Darwin dapat pula menjawab , "It's Godzilla's Tomodachi...Sohibnya Godzilla"...(jangan ketukar sama Gozali ya pak!) [caption id="attachment_53700" align="alignright" width="173" caption=""weleh..wleh..kok saya yang disalahin?""][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H