Tapi jika konteksnya adalah masyarakat bawah seperti petani yang setiap hari berladang dan berkebun apa manfaatnya. Dan jika dihitung antara jumlah lahan yang hilang, lalu apa yang mau petani jual.
Mungkin ketika petani kehilangan tanahnya, ia sudah diberikan uang sebagai jaminannya yang nominalnya katanya ratusan juta bahkan ada yang sampai miliyaran. Apakah ini cita-cita?
Seharusnya jika memang benar bahwa negara itu hadir untuk rakyat, dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat bisa memberikan jaminan kehidupan jangka panjang. Pada akhirnya bagi saya segala bentuk pembangunan yang ada harus dipertinbangkan dari aspek lingkungannya.
Lingkungan saya maksud tidak bisa dipandang hanya sekedar penyedia oksigen, atau menjaga kelestaria hewan di lingkungan tersebut, tetapi di lingkungan alam terdapat sumber mata pencaharian masyarakat dalam hal ini petani, masyarakat petani yang harus dilindungi, dan dijaga.
Bagi saya kita tidak perlu bermuluk-muluk ingin seperti negara lain. Cukup kembangkan yang ada terutama pangan, kenapa pangan karena pangan itu pokok sepanjang hidup, apabila bisa dimanfaatkan secara optimal ini bisa menguasai dunia melalui ekspor pangannya. Belum lagi dari kekayaan maritimnya.Â
Kesimpulnnya kita harus mempertahankan apa yang sudah Tuhan berikan, anugerahkan kepada Indonesia yang kaya raya ini. Untuk maju tidak mesti jadi negara lain Jepang, Cina, Eropa dan lain sebagainya.
Bersambung ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H