Membaca adalah pusat yang tidak bisa dihindari oleh seorang penulis” oleh Stephen King atau “Penulis yang baik, karena ia menjadi pembaca yang baik” oleh Hernowo.
Ada sebuah kutipan yang mungkin pernah kalian dengar atau baca. "Nah, dari beberapa kutipan di atas, sudah tersurat bahwa seorang penulis yang baik tidak akan bisa lepas dari kegiatan membaca. Sebab, antara kegiatan membaca dan menulis tidak dapat dipisahkan. Mereka terikat satu sama lain. Mereka adalah satu kesatuan.
Ketika ingin menjadi penulis, maka seorang penulis akan terus membaca. Sedangkan saat seseorang gemar membaca, dia mampu menjadi seorang penulis. Setiap orang mampu menulis, tapi tidak semua orang mampu menuangkan gagasan yang ada di pikirannya ke dalam sebuah tulisan.
Jadi, membaca adalah alat untuk menuangkan gagasan yang ada di dalam pikiran manusia.
Dari membaca, akan ada banyak hal yang awalnya tidak diketahui akan diketahui. Banyak pandangan baru dan unik yang akan memperluas wawasan kita, khususnya seorang penulis. Itulah salah satu bekal yang harus seorang penulis kantongi untuk membuat sebuah tulisan yang baik.
Jadi, logikanya begini. Saat kamu ingin menceritakan tentang suatu tempat, bukankah kamu harus tahu seluk beluk dari suatu tempat itu? Nah, maka dari itu kamu harus menyelidiki tempat itu dengan mengunjunginya.
Lantas, bagaimana jika terkendala jarak atau biaya atau hal lainnya yang membuatmu tidak bisa mengunjunginya? Satu-satunya cara ya kamu harus membaca. Kamu harus rajin-rajin mencari referensi di berbagai tempat. Dari media berbasis web hingga media berbentuk buku.
Inilah yang menjadikan penulis besar mengharuskan setiap orang yang ingin menjadi seorang penulis wajib membaca buku. Bahkan, seorang penulis yang baik tidak akan bisa menulis tanpa membaca buku.
Masih ragu, mengapa seorang penulis diharuskan gemar membaca buku bahkan mencintai aktivitas bernama membaca buku?
Baiklah akan saya beri gambarannya lebih lanjut.