Akaha Taufan Aminudin
Lepaskan Cinta yang Berlabuh
kalau layar telah terbuka
peran akan nampak jelas
dan kabut putih mulai berjalan
di mana hasrat tak akan terlepaskan
karna hasrat, adalah janji di hati yang paling kuat
jagalah hasrat,sebelum jiwamu sekarat
janji di hati,janji yang menggariskan misteri
lebih berarti, tak akan bisa di khianati
meski kau menyiksa dan melepas diri
hati-hati, di setiap perjanjian di hati
jangan di sakiti atau di ingkari
‘luka datangnya dari hati yang sepi dan disakiti’
bangunkan impian tidurmu
peganglah erat jangan terlepas
lepasan itu menjerat urat nadi
dalam setiap langkahmu
‘lepaskan keraguanmu dengan pasti’
Studio Sastra Batu 2012
Akaha Taufan Aminudin
Anak-anak dan Buku-buku
tas-tas kembali menggantung di pundak anak-anak
buku-buku ada di tangan guru-guru
papan kembali berbicara
tentang kepatuhan, tentang ini yang harus kau terima
kau pelajari, kau hafalkan, kau hitung dan kau rekam
‘jangan coba-coba membantah atau mengungguli pada
buku-buku yang terpegang ini, sebab hanya buku ini
yang pantas berbicara pada tahap kehidupan anak-anak
di sekolah, jangan ada yang membantah di sekolah’
anak-anak terpaku, tak mampu mengelak
sebab sepuluh tahun yang lalu mereka di ajari tentang
kepatuhan, kedisiplinan cara berpakaian
cara membaca bukan cara mengerti dan membantah
‘anak-anak mengangguk-angguk saat guru ada di depan kelas
tanpa suara-suara hanya memandangi lambaian tangan guru
memindah catatan tanpa di mengerti maknanya
dan di bawa pulang untuk oleh-oleh dari sekolah’
di rumah anak-anak hanya mampu memandangi tanpa kerja
orang tua kalut saat harus jadi anak-anak
dan perang mulutpun terjadi saat anak-anak mendengkur
di kursi televisi
esok haripun anak-anak kembali kesekolah
membersihkan ruangan kelas
dan tertidur saat khutbah guru mulai berjalan
anak-anak tak mampu lagi menerima beban
antara rumah dan sekolah adalah dunia anak-anak
yang siap memerangkap ketidaksiapan anak
menjadi anak-anak dengan fantasi
tetapi anak-anak dengan kepatuhan sebagai anak, itu saja
bukan anak yang memberikan sebagai anak
atau anak yang bercakrawala
tentang keilmuannya anak-anak
tas-tas kembali menggantung di pundak anak-anak
buku-buku ada di tangan guru-guru
papan kembali berbicara
tentang kepatuhan, tentang ini yang harus kau terima
kau pelajari, kau hafalkan, kau hitung dan kau rekam
‘sekali lagi jangan membantah atau mengungguli pada
buku-buku, sebab hanya buku pegangan guru
buku yang pantas berbicara pada tahap kehidupan anak-anak
di sekolah, jangan ada yang membantah patuhlah’
Studio Sastra Batu 2012
Akaha Taufan Aminudin
Langkah Kehidupan Dari Nol
darah mengalir
detak jantung
mengaliri persendian
hampa merancak
sudah tak terkendali
kebisingan mengganggu
aliran darah
hati dan jiwa
mengganggu kehidupan
yang satunya
kurekam di kehidupan
normalkan aliran darahku
‘kususuri langkah-langkah
kehidupan dari nol’
aku melihat keasingan
yang menatap keangkuhan
dimana aku harus mengawali
letak kebimbanganmu
‘kalau kata sudak tak bermakna
sementara penyesalan jadi peperangan’
Studio Sastra Batu 2012
Akaha Taufan Aminudin
Tali Persatuan Cintanya
kunikmati bahagia
bersama anak-anak
bermain petak umpet
sementara di kota sudah tenggelam
disini dunia
anak terbangun
tali silaturahmi
tali persatuan cintanya
tanah pijakku
‘kusentuhkan hati
tersangkut di segala jiwa hidupku’
Studio Sastra Batu 2012
Akaha Taufan Aminudin
Tersangkut di Dahan Kering
menari-nari pikiranku, gundah
waktu semakin rapat mengejar
daun-daun kering jatuh
langit mendung
hujankan airmata
tak ada guna
kelelahan mendesak
perjalanan harus dilalui
kulangsungkan segala kelelahan
mengangkut semangat yang ada
aku tersangkut di dahan kering
patah-patah semangatku tumbuh
Studio Sastra Batu 2012
Akaha Taufan Aminudin
Kelelahan Cintaku Padamu
kelelahan adalah bulan
menyapa setiap waktu
kelelahan tubuh pilu
kelelahan pikiran layu
menyeberang di saku langkahku
doronglah kelelahan mendayu-dayu
dalam satu cintaku
kelelahan semangat tertahan
lantas kulihat bulan
tertunduk lesu
kukabarkan padamu
kelelahan cintaku padamu
Studio Sastra Batu 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H