Mohon tunggu...
AKADUSYIFA
AKADUSYIFA Mohon Tunggu... Wiraswasta - akadusyifa

Selamat membaca semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Indonesia Bukan Cuma Habib Rizieq Masih Banyak yang Lebih Penting

13 Juli 2019   06:45 Diperbarui: 13 Juli 2019   07:00 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : www.tribunnews.com

Indonesia adalah negara dengan penduduk islam terbesar didunia hampir 90% penduduknya mayoritas beragama islam. Maka tidak heran jika banyak Organisasi Massa (ormas) yang berdiri dengan mengatas namakan agama islam. Salah satu ormas besar tersebut adalah Front Pembela Islam atau yang dikenal dengan nama FPI.

FPI sendiri berdiri atau dideklarasikan sejak tahun 98 tepatnya tanggal 17 Agustus 1998 setelah Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden. FPI didirikan oleh para ulama, Habaib, para mubalight dan tokoh islam lainnya, salah satu tujuan berdirinya ormas tersebut adalah untuk menjaga harkat dan martabat umat islam.

Salah satu tokoh penting dibalik ormas FPI adalah Habib Rizieq yang tidak lain adalah pemimpin FPI itu sendiri. Apa yang dia lakukan selalu menjadi sorotan dan selalu menarik untuk dibicarakan. Habib Rizieq sendiri memang selalu menuai kontroversi jadi tidak heran dia selalu menjadi bahan perbincangan publik.

Sudah 2 tahun lebih Habib Rizieq pergi meninggalkan Indonesia, pentolan FPI itu pergi dari Indonesia pada April 2017 lalu. Habib Rizieq pergi dari Indonesia menuju negara Arab Saudi, pada saat itu alasannya adalah untuk menjalankan ibadah umroh bersama keluarganya. Tapi siapa nyangka jika ibadah umroh yang biasanya dilakukan dalam waktu beberapa hari  malah kebablasan sampai 2 tahun lebih.

Setelah 2 tahun lebih berada di Arab Saudi mungkin Habib Rizieq sudah mulai bosan sehingga dia ingin cepat pulang ke Indonesia. Tapi disinilah masalah timbul, ternyata dia telah melanggar aturan tentang overstay akibat terlalu lama berada dinegara Arab Saudi dari ijin yang telah diberikan. Sehingga untuk bisa keluar dari negara tersebut harus membayar denda yang cukup besar.

Tapi ini bukan menjadi masalah besar bagi pemerintah Indonesia karena kepergian Habib Rizieq sendiri atas maunya sendiri dan tidak ada urusannya dengan pemerintah. Terlalu murah harga sebuah rekonsiliasi jika harus membawa pulang Habib Rizieq sebagai syarat rekonsiliasi.

Negara tidak perlu ambil pusing hanya untuk mengatasi masalah satu orang ini masih banyak permasalahan lain yang jauh lebih penting untuk segera diselesaikan dan jauh lebih darurat untuk kepentingan rakyat yang lebih banyak.

Jadi pemerintah tidak perlu banyak mengomentari masalah Habib Rizieq dan media juga tidak perlu membesar-besarkannya seolah-olah negara jadi repot dan sibuk hanya untuk mengurusi kepentingan Habib Rizieq.

Akadusyifa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun