Mohon tunggu...
Akademi Al Multazam
Akademi Al Multazam Mohon Tunggu... Relawan - Komunitas Pembelajar

Belajar sepanjang hayat untuk kemaslahatan umat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ibadah dengan Harta (1)

13 Maret 2024   15:48 Diperbarui: 14 Maret 2024   14:05 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamaah Masjid Al Multazam memberikan bantuan beras kepada warga sekitar yang membutuhkan (Dok. DKM Al Multazam)

Secara bahasa "ibadah" berasal dari bahasa Arab al-'ibadah. Kata ini merupakan pola mashdar dari kata kerja 'abada-ya'budu yang bermakna ketaatan. Diawali dengan syahadat, qalbu kita terisi dengan keimanan, kesabaran, dan ketakwaan. Ini yang disebut ibadah qalbu, setiap ibadah yang dilakukan oleh aktivitas hati. 

Ibadah ini meliputi aspek i'tiqod atau keyakinan seperti iman kepada Allah SWT, cinta (mahabbah) kepada Allah SWT, atau dalam bentuk tafakur (renungan dan pikiran) seperti merenungkan penciptaan Allah SWT. Ibadah qalbu dilanjutkan dengan ibadah fisik. Yaitu setiap ibadah yang dilakukan oleh aktivitas anggota tubuh. Seperti gerakan dalam sholat, melakukan puasa, haji, dan lain sebagainya.

Kemudian ada juga jenis Ibadah yang bukan Ibadah qalbu, tapi diawali qalbu. Bukan fisik, tapi diawali dengan fisik. Yaitu ibadah dengan harta. Karena harta itu sendiri yang nanti akan berfungsi amal sholeh. Bagaikan sebuah generator, harta dapat tetap menghasilkan amal sholeh bahkan ketika orang yang beribadah dengan harta tersebut sudah tiada.

Generator Amal Sholeh

Generator amal sholeh sebenarnya tidak hanya harta. Seperti yang disampaikan dalam hadits berikut; Dari Abu Huraerah Ra, bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: "Apabila seseorang meninggal maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal. Yaitu kecuali sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkandan anak soleh yang mendoakannya (Sahih Muslim). 

Di dalam agama kita, ada tiga amal yang akan masih mengalir untuk seorang yang sudah meninggal, yaitu shodaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh. Ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh juga seperti sebuah generator yang terus mencetak amal sholeh. Jadi hal-hal ini harus kita siapkan sebelum meninggal dunia. Tak cukup dengan ibadah fisik saja.

Kita patut meneladani Imam Syafi'i. Beliau hanya berumur 54 tahun. Imam Syafi'i wafat pada tahun 204 H, sekarang sudah lebih seribu dua ratus tahun berlalu. Namun buku dan pendapatnya sampai hari ini tetap menjadi acuan untuk umat Islam. Inilah yang disebut dengan ilmu yang bermanfaat. Namun kita juga tahu bahwa begitu berat untuk dapat berilmu seperti Imam Syafi'i. Jika kita menyadari kelemahan kita akan ilmu maka generator amal sholeh lainnya yang dapat kita usahakan. Yakni sedekah jariyah dan anak-anak yang sholeh. (Bersambung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun