Mohon tunggu...
Mariska Lesmana
Mariska Lesmana Mohon Tunggu... -

..Hanya Senang Membaca, Tidak begitu Senang Menulis..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sederhana

6 Maret 2012   00:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:27 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku bertanya pada Hujan, “Apakah kau tercium bara api liukan Pangeran Semesta?”

Hujan menjawab,”Tak perlu angin sebagai petunjuk liukan apinya. Karena Pangeran tidak sunyi memainkan apinya. Dia amat bergelora meloncat-loncat girang-memercik tuk menghampirimu. Geliat tubuhnya sangat ramai mengunjungi ruangmu. Tidakkah kau dengar sorakkannya memanggilmu, cinta?”

Aku terdiam. Mencari bentuk ‘Sederhana’. Bagiku cinta Sang Pangeran Semesta, tidak sederhana, melainkan ‘Luar Biasa’. Dan aku tak boleh menjadi kayu, tapi jika aku kayu dan beubah menjadi abu, aku ingin menjadi abu yang selalu digenggamnya. Tetapi aku tak mau redup, apalagi mati.

Wahai, Pangeran Semesta, Bolehkah aku menjadi begini saja? Begini yang selalu kau genggam erat dan tak ingin kau coret dari sejarah.

Apakah permintaan aku ini rumit? Tidak sederhanakah? Ah, aku tak tahu. Yang aku tahu, aku mencintaimu. Titik! Aku, perempuan, tak lagi kesepian setelah menemukanmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun