Mohon tunggu...
Agil Kurniadi
Agil Kurniadi Mohon Tunggu... -

Penulis Sejarah, Sosial-Politik, dan kebudayaan; jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Digusur

8 September 2016   12:47 Diperbarui: 8 September 2016   13:01 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Wajah lelah dan marah itu terlihat pada paras mereka. Di siang itu, mereka berkumpul, kemudian membuat blokade untuk menghadang aparat yang sudah bersenjata lengkap menuju daerah mereka, pemukiman yang satu-satunya milik mereka. Tujuan mereka hanya satu, mempertahankan rumah-rumah yang mereka miliki dari penggusuran. Demi semua itu, mereka tidak segan-segan meneriaki aparat, “ini tanah kami!” atau juga “aparat anjing!”

Perlawanan dilakukan. Dengan persenjataan sederhana, plastik yang berisikan air cabai dijadikan sebagai bahan timpukan, mereka melawan sebisanya. Walau cepat atau lambat mereka pasti tergusur, walau aparat dengan segera pasti mengalahkan mereka, walau tidak ada surat kabar yang membela penderitaan mereka, walau mereka juga pasti akan kalah dalam hukum; mereka tetap melawan. Mereka tahu konsekuensi dari itu semua, tetapi mereka tetap melakukannya. Karena bagi mereka, satu-satunya yang tinggal dimiliki adalah kehormatan.

Lalu, ANDA hanya melihatnya kan? Ya, Anda hanya melihatnya dari layar kaca ataupun juga membaca kejadian itu dari surat kabar sambil meminum kopi, merokok, ataupun juga berguyon dengan teman sebelah Anda. Anda hanya melihatnya, bukan merasakannya. Saya ulangi, Anda hanya melihatnya kan?

THE END

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun