[caption id="attachment_213395" align="aligncenter" width="576" caption="Ilustrasi/Admin (KAMPRET/Ajie Nugroho)"][/caption]
Selagi ngetik tulisan ini, mata saya sudah terasa lelah. Masalah Computer Vision Syndrome (CVS) ini sebenarnya sudah lama saya kenal (kira-kira tahun 2000), dan saya terinspirasi membuat tulisan ini karena kemarin saya terpaksa mengganti kacamata yang patah gagangnya, dan mengingatkan saya betapa pentingnya menjaga kesehatan mata, dimana salah satu penyebab gangguan penglihatan adalah layar komputer (gadget).
Saya pikir hal ini cukup penting di-share, yang mungkin ada diantara Sahabat-Sahabat Kompasianers yang belum mengetahui sindrom ini.
***
Computer Vision Syndrome adalah sekumpulan gejala-gejala gangguan kesehatan pada penglihatan yang diakibatkan oleh penggunaan komputer (termasuk tablet, pad dan smartphone) yang relatif lama yaitu lebih dari dua jam dan secara terus-menerus.
CVS biasanya dialami oleh pekerjaan (profesi) yang tidak terlepas dari penggunaan komputer misalnya sekretaris, operator (termasuk Admin Kompasiana nih...) dan programmer komputer. Selain itu penggemar internet (blogger/netizen), dan kalangan pelajar atau mahasiswa juga rentan mengalami sindrom ini.
Gejala-gejala (symptoms) CVS diantaranya adalah perasaan tidak nyaman pada mata, mata lelah, kelopak mata terasa berat, mata memerah, mata terasa kering, gatal, dan/atau panas, penglihatan kabur atau membayang (double vision), mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya dan sakit kepala (pusing).
Salah satu cara yang paling mudah untuk mengetahui gejala CVS adalah mengamati/memperhatikan bahwa frekuensi kedipan mata berkurang ketika kita menatap layar komputer dibandingkan dengan sebelum menggunakan komputer.
Apabila gejala-gejala ini diabaikan, bisa mengarah kepada gangguan mata yang serius. Dr Masayuki Tatemichi, dari Toho University School of Medicine, Jepang, bersama timnya pernah melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa CVS bisa menjadi glaukoma (kerusakan syaraf optik mata) yang dapat berujung kepada kebutaan (BBC).
Pengguna komputer yang sebelumnya telah memiliki gangguan penglihatan (rabun jauh dan rabun dekat) memiliki resiko yang lebih besar mengalami penyakit mata yang serius tersebut. Mengenai rabun jauh dan rabun dekat bisa dibaca di artikel ini, "Rabun Dekat dan Rabun Jauh: Penyebab, Tips Mencegah dan Mengatasinya."
Untuk mengurangi resiko mengalami CVS, Dr Justin Bazan, optometrist dari New York, merekomendasikan aturan "20-20-20". Dimana pengguna dianjurkan untuk melihat objek lain yang berjarak 20 kaki (6 meter), selama 20 detik setelah melihat layar selama 20 menit (Times of India).