Dahulu saya sempat berpikiran bahwa memberikan itu adalah hanya memberikan sesuatu yang tampak atau berupa materi, hingga akhirnya saya mengalami sendiri makna memberikan yang sesungguhnya. Pengalaman ini adalah pengalaman kecil namun pengalaman yang sangat berharga bagi diri saya sendiri.
Kira-kira 10 tahun yang lalu, saat saya masih kuliah di Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara, seorang mahasiswi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, mendatangi saya dan meminta saya untuk memberikan saran untuk penelitian yang akan dilakukannya.
Kamipun mendiskusikannya, hanya sebentar, mungkin sekitar 20 menit. Saya memberikan saran yang bagi saya pada waktu itu saran yang sangat sederhana dan saya pikir tidak begitu membantu.
Beberapa bulan kemudian, tiba-tiba ada seseorang mendatangi tempat saya bekerja dan memberikan kepada saya sebuah kotak yang berisi baju koko berwarna hitam. Saya benar-benar terkejut karena saya tidak mengenalinya dan untuk apa dia memberikan hadiah itu. Setelah memperkenalkan dirinya barulah saya mengingat kalau dia adalah mahasiswi yang pernah saya bantu memberikan saran untuk penelitiannya, dan dia berterimakasih sekali atas saran yang saya berikan.
Hingga sekarang baju yang diberikannya adalah baju yang paling saya sukai dan sering saya pakai untuk sholat.
Dari pengalaman kecil itu saya mendapat hikmah bahwa pemberian itu bukan hanya berbentuk materi, berilah dan lupakan, jangan sepelekan pemberian sekecil apapun, dan sesuatu yang kita berikan dengan ikhlas akan dibalas berlipat ganda.
Beberapa menit perkataan dibalas dengan satu pakaian sholat.
Mungkin kedengarannya agak sepele, tapi sungguh pengalaman kecil yang sangat berharga.
Salam Hangat Sahabat Kompasianers ^_^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H