Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Money

Diskriminasi Bukanlah Esensi Issu Pelarangan Mobil Mewah Menggunakan BBM Premium

16 April 2012   09:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:33 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang petugas saat mengisi bahan bakar Premium di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Bintaro Permai, Jakarta, Selasa (3/4 2012). TEMPO/Aditia Noviansyah

[caption id="" align="aligncenter" width="380" caption="Seorang petugas saat mengisi bahan bakar Premium di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Bintaro Permai, Jakarta, Selasa (3/4 2012). TEMPO/Aditia Noviansyah"][/caption]

Dari Forum Kompas dan Page Facebook mengenai Pelarangan Mobil Mewah Menggunakan BBM Premium, ada komentar yang mengatakan bahwa hal ini merupakan pengkotak-kotakan, diskriminasi, komentar yang agak ekstrim bahwa hal ini merupakan upaya pemecahbelahan rakyat oleh pemerintah, dan yang paling ekstrim komentar yang mengatakan bahwa cara ini merupakan pola pikir komunisme....

Hmmphhhh....

Masalah ini memang agak sensitif, umumnya mereka menjadikan UUD 45 pasal 33 ayat 3:

"Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."

sebagai alasan untuk tidak menyetujui ide pelarangan ini. Kalau dipikirkan secara logika dan objektif,

"Diskriminasi Bukanlah Esensi Issu Pelarangan Mobil Mewah Menggunakan BBM Premium, tetapi merupakan Masalah Manajemen Perekonomian, Bukan Masalah Politik ataupun Ideologi"


Kalau arahnya ke pengkotak2an, bukankah dari dahulu pemerintah telah mensosialisasikan "Premium Adalah BBM Bersubsidi Hanya Untuk Golongan Tidak Mampu", berdasarkan cara berpikir tersebut bukankah ini suatu bentuk pengkotak2an?

Syukurlah akhirnya pemerintah mulai konsen terhadap ide pelarangan ini (Republika), mudah-mudahan pemerintah menemukan solusi yang fair dalam hal kategori mobil mewah yang dimaksudkan.

Marilah kita berpikir objektif dan berprasangka baik menyikapi issu pelarangan ini.

Salam Revolusi Damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun