Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Contoh Kerugian Mengabaikan Biologi Evolusi

3 Juli 2012   09:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:19 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“Bakteri telah berevolusi, diperlukan antiseptik yang lebih efektif.” Kalimat ini kedengarannya familiar bukan? Ya, ini adalah kalimat yang cukup sering muncul dalam iklan-iklan sabun antiseptik. Kalimat ini bukan sekedar untuk kepentingan iklan semata, namun memiliki dasar ilmiah yang kuat.

Para ahli mikrobiologi medis beberapa dekade terakhir telah mengamati adanya perubahan karakteristik mikroorganisme penyebab penyakit ini. Mereka menemukan mikroorganisme yang resisten (kebal) terhadap antiseptik dan antibiotik (*), dan telah berkembang biak sedemikian rupa.

Masyarakat umum dan sebagian kalangan medis menganggap bahwa ketidakefektifan suatu antibiotik disebabkan oleh masalah toleransi fisiologis si penggunanya, sehingga mereka menganggap bahwa antibiotik tersebut tidak efektif karena orangnya, bukan karena bakterinya. Pandangan non-evolusi ini memiliki dampak negatif yang cukup serius karena bisa mengarah kepada penggunaan antibiotik yang tidak tepat, misalnya meningkatkan dosisnya, sementara bakteri resisten tersebut terus berkembang biak dan besar kemungkinan menyebar ke individu lain. Hal ini merupakan salah satu contoh kerugian akibat tidak mengetahui atau mengabaikan adanya peristiwa Biologi Evolusi [Jim J. Bull "Evolutionary Biology: Technology for 21st Century"]

Hal yang sama persis juga terjadi dalam kasus resistensi hama tanaman terhadap pestisida non organik maupun organik.

Fenomena perubahan karakteristik mikroorganisme ini merupakan contoh kasus Biologi Evolusi Mikro. Dari perspektif kalangan ahli biologi dan medis, asal usul, penyebab resistensi (Pathogen and ResistancyTracking), dan solusi untuk mengatasinya hingga saat ini hanya dapat dilakukan melalui pendekatan prinsip-prinsip Biologi Evolusi. Demikian juga fenomena munculnya kasus-kasus virus AIDS (HIV), Ebola , SARS dan sejenisnya.

(*) Antiseptik dan Antibiotik sama-sama berfungsi untuk membunuh mikroorganisme, perbedaannya adalah cara pengaplikasiannya. Antiseptik digunakan untuk jaringan tubuh terluar (kulit), sedangkan Antibiotik digunakan di jaringan kult, dalam sistem peredaran darah atau di dalam jaringan tubuh, bergantung kepada jenis antibiotiknya.

Semoga Bermanfaat, Salam Hangat Sahabat Kompasianers ^_^

Artikel Terkait:


  1. Mengapa Biologi Evolusi Menimbulkan Polemik?.
  2. Manfaat Ilmu Biologi Dalam Kehidupan Manusia
  3. Biologi Evolusi#1: Semuanya Berawal Dari Biodiversitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun