Dari kemarin sebenarnya dah niat kali mau menceritakan tentang Mbah Budi ini. Baiklah, sambil istirahat di pojokan Stasiun Tanjung Priok, kusempatkanlah menuliskannya.
Pengalaman hidupnya sungguh sangat inspiratif dan membuatku merasa tersindir sekaligus merasa tertampar, tertonjok, dibuatnya. Beruntungnya aku bisa bertemu dan berbincang dengan Mbah pensiunan pegawai TVRI yang sudah beberapa tahun belakangan mengisi waktunya sebagai supir Grab Car. Perbincangan kami singkat saja, mengisi waktu perjalanan kami yang hanya sekitar 40 menit. Singkat, namun nikmat padat berisi, daging semua.
Pertama-tama, usianya sekarang 78 tahun. Menurutnya, dia driver paling tua diantara seluruh driver Grab Car. Menurutku, mungkin yang paling tua di Indonesia. Bisa jadi juga driver online car yang paling tua di seluruh dunia.
Kedua, Pak Budi ini memiliki rumah dan tanah yang luas, memiliki asset kos-kosan untuk 30 orang dengan sewa 1,4 juta/bulan di pinggiran kota Yogya. Asal tau aja, beberapa teman baik asli orang Yogya mengatakan klo harga tanah di kota itu sekarang ini gila-gilaan...
Singkatnya, Mbah kita ini orang kaya. So, hati-hati, jangan sampai sepele sama driver online...
Beliau mengatakan sambil tertawa lepas __setiap habis menceritakan satu hal, diakhiri dengan tertawa lepas__ dia itu orangnya paling ndableg, semua yang mengenalnya juga bilang begitu. Paling gak tahan bila waktunya tidak dihabiskan secara produktif, dan itu sudah diamalkannya sejak ia masih remaja.
Ketiga, soal kesehatan. Beras merah menjadi sumber energi utamanya sejak dia masih muda. Dulu, katanya, beras merah jauh lebih murah daripada beras putih, sekarang udah sebaliknya. Makan besar hanya satu kali sehari pada siang hari. Mandi air dingin setiap jam 12 malam. Samasekali tidak pernah merokok.
Keempat, yang terakhir, nasehat singkat. Sebenarnya kehidupanku sendiri sedang tidak baik-baik saja, oleh karena itu aku meminta nasehat dari Mbah Budi. Dulu dia juga susah, hidupnya berat, terutama ketika kelima anaknya sedang kuliah. Fokus, kerja keras, tabah, ketiganya dirangkum dalam satu kata, NDABLEG, jadilah orang yang ndableg.
Sebagai cerita tambahan...
Anaknya ada yang jadi pilot hercules, ada yang jadi marinir, aku lupa yang lainnya. Intinya, profesi anak-anaknya hebat-hebat. Usianya dengan istrinya, selisih 17 tahun. Didapatkannya setelah mengalahkan teman-teman sekerjanya di TVRI sebanyak empat orang. Bahkan dia bersama saingannya sempat taruhan gaji sebulan untuk memenangkan gadis pujaannya yang waktu itu masih duduk di bangku ESEMA.