Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Buku "Sapiens di Ujung Tanduk"

18 Januari 2024   07:52 Diperbarui: 18 Januari 2024   07:57 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Sapiens di Ujung Tandung (dokpri)

Akhirnya tuntas juga membaca buku "Sapien di Ujung Tanduk" untuk yang kedua kalinya. Khatam yang pertama agak buru-buru ngebacanya, khatam yang kedua lebih sersan, serius tapi santai. Saya benar-benar memperhatikan, meresapi dan menikmati seluruh isi buku yang terdiri dari tiga puluh esai Iqbal Aji Daryono ini.

Semua dituliskan berdasarkan pengalamannya langsung sebagai petualang lintas negara, penulis dan praktisi medsos penuh waktu mengenai dampak internet _terutama medsos_ terhadap tingkah polah "Homo sapiens" yang berkaitan langsung dengan bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan sekaligus.

Tapi ya janganlah pulak membayangkan isi buku ini seperti isi buku-buku penataran P4 kita dulu, yang berisi IPOLEKSOSBUDHAMKAMNAS ya woi... Hahaha.

Topik utama yang dibahas dalam buku ini sebenarnya sangat serius karena internet dengan medsosnya benar-benar telah mengubah wajah peradaban manusia, mempengaruhi seluruh sendi-sendi kehidupan kita dengan begitu signifikannya, setara dengan perubahan era Renaissance dan Revolusi Industri.

Setelah membaca buku ini rasanya kentang sekali, kenak tanggung. Walaupun relatif ringkas, 159 halaman, dan memahami secara utuh seluruh pemikirannya _karena sayapun sangat aktif di medsos sejak era Friendster, mIRC hingga Facebook_ tetap saja ianya memberikan sudut-sudut pandang yang menyegarkan dan mencerahkan.

Tadinya pengen memberikan satu-dua contoh esainya yang paling penting, tapi setelah kubaca-baca lagi, ya semuanya penting. Jadi ya gak jadilah ngasi contohnya. Hehehe.

Buku ini sebenarnya bisa lebih tebal hingga tiga atau empat kali lipat, bila Iqbalnya mau membuat tulisan seperti tulisan ala Eric Weiner yang penuh dengan deskripsi lingkungan alam dan sosia-budayanya, yang merupakan salah satu salah satu cirikhas kepenulisannya yang sangat menarik. Tapi ya mungkin begitu karena dibatasi hal-hal teknis yang berhubungan dengan selera pasar buku kekinian.

Mudah-mudahan suatu saat nanti dia mau membuat buku setara dan setebal buku-bukunya Eric serta go internasional, dan saya yakini suatu saat nanti dia akan jadi penulis besar mengingat usianya yang bisa dibilang masih relatif muda. Ehm. 

Sepengamatan saya bila dibandingkan dengan buku pertamanya "Out of The Truck Box", kepenulisan ala story telling Iqbal yang sekarang lebih rapi, lebih berisi, lebih gurih, lebih enak ngebacanya. Selain itu, tulisannya memang sangat dipengaruhi oleh kepenulisan Eric Weiner, salah satu penulis yang membuatnya pengen bisa menulis seperti dia, hal yang dulu membuatku jadi salah satu korban iklan copy writing toko buku IAD-nya Iqbal...

((Ajuskoto))

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun