Kemarin saya memperoleh kedua buku ini. Dibungkus rapi dalam balutan plastik tipis. Satu hal yang sangat kusukai dari buku-buku kertas, khususnya buku baru, aroma khas kertasnya, entah bagaimana dan entah mengapa bisa menyenangkan dan menenangkan pikiran, demikian juga pada saat jari jemari menyentuh teksturnya ketika membalik lembar demi lembarnya. Sementara itu, setelah bertahun-tahun mencoba, tidak pernah bisa betah dengan e-book, buku digital. Ada begitu banyak koleksi e-book yang kukumpulkan (selain itu ada ratusan entah jutaan e-book di rak-rak digital iPusnas), namun tak ada satupun yang sanggup kubaca tuntas.
Lah, maaf, saya gak bermaksud membahas tentang itu. Di sini saya mau menyampaikan sedikit sudut pandangku mengenai buku "Mindset" karya Carol S. Dweck dan "Atomic Habits" karya James Clear. Keduanya kubaca secara bersamaan, maksudku membaca satu bab yang ini kemudian membaca satu bab yang itu, ganti-gantian gitu loh.Â
Berbagai ragam tanya dalam benak yang muncul dalam beberapa tahun terakhir ini, "how I ended up like this", membawaku pada kedua buku ini. Secara naluri, sebelumnya saya memang sengaja mencari buku yang membahas keduanya.
Saya merasakan benar ada yang gak beres dengan mindset dan habits-ku sehingga situasi dan kondisi kehidupanku jadi begini. Secara teoritis, sebenarnya udah lama sekali saya mengenal konsep dasar yang dibahas dalam kedua buku tersebut, sejak masih kuliah dahulu, ditambah dengan berbagai pengalaman pahit manisnya kehidupan yang telah kuperoleh dalam tiga dekade terakhir, sudah sangat memahami maksudnya, hanyasaja tidak terarah sehingga menjadi kendala yang sangat signifikan dalam hal penerapannya.
Mindset, pola pikir, sangat menentukan siapa diri kita, akan jadi apa kita nanti. Baik tidaknya kehidupan seseorang, sangat ditentukan oleh mindsetnya sendiri. Carol menjelaskannya dengan gamblang, jelas, rapi dan bagaimana terapannya di ranah kepemimpinan, pendidikan, bisnis, parenting hingga ke dalam ranah asmara alias percintaan.
Sementara itu, James menunjukkan bagaimana kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan secara berulang-ulang dalam hitungan tahunan, bahkan yang terkesan sepele, pun bisa sangat mempengaruhi kualitas kehidupan seseorang. Buku yang dituliskan berdasarkan pengalamannya sendiri dan berdasarkan ketekunan hasil penelaahannya mengenai psikologi kebiasaan.
Keduanya-mindset dan habit-, sangat erat hubungannya, satu sama lain berhubungan secara langsung.
Atomic habits mustahil bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari tanpa mindset yang baik dan benar, dan mindset hanya bisa dibentuk dari kebiasaan terkait yang dilakukan secara berulang-ulang.
Tentunya, tak ada yang menjamin bahwa kehidupan akan menjadi baik atau jadi lebih baik dengan menguasai ilmu-ilmu yang dituliskan ke dalam kedua buku tersebut. Toh, semuanya kembali kepada diri masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H