Waktu masih awal-awal belajar fotografi dulu, dua dekadean yang lalu di kampus USU, pernah mencoba menekuni street photography. Iqbal Aji Daryono, seorang penikmat jenis fotografi ini memicu kenangan itu. Beberapa waktu yang lalu kami sempat mendiskusikannya dan event "blusukan ke 5 negara Eropa sambil coaching travel writing dan travel photo" yang akan dilaksanakannya pada bulan Otober nanti, membuatku terinspirasi membuat tulisan singkat ini.
Genre street photography sangat menarik dan secara teknisnya, sangat pelik.
Komposisi objek dalam bidang foto, ketajaman, pencahayaan dan sudut pengambilan gambar adalah paramater dasar yang menentukan bagus tidaknya sebuah karya fotografi. Untuk street photography, momen atau timing peristiwa merupakan parameter yang paling utama, yang menjadi Point of Interest utama.
Disinilah peliknya, kita mesti memperhatikan kelima parameter tersebut dalam waktu yang sangat singkat, hitungan detik atau bahkan dalam sepersekian detik kita mesti sudah siap memencet tombol kamera. Pada prinsipnya, hal itu berlaku juga untuk fotografi objek bergerak seperti fotografi hewan dan fotografi balapan.
Street photography yang bagus biasanya mengambil momen menarik yang jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau momen yang hampir terjadi setiap hari namun momen tersebut terluput dari perhatian masyarakat umum. Faktor luck memainkan peran utama, namun faktor ini bisa diminimalisir dengan feeling atau intuisi yang terlatih sebelum momen tersebut terjadi. Seorang pewarta foto profesional, tentunya sangat memahami hal ini.