Mungkin saja. Begini hitung-hitungan kasarnya.
Dalam enam bulan, virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 10 juta orang. Lebih dari 500 ribu diantaranya meninggal.
Dalam konteks pencegahan dan penanganan, ahli epidemiologi umumnya mengalikan sepuluh jumlah kejadian infeksi yang terdeteksi. Hal ini didukung oleh fakta adanya fenomena orang yang positif tanpa gejala (asymptomatic carrier) dan minimnya jumlah uji Covid-19 yang dilakukan.
Berarti sekarang ada 100 juta kasus di seluruh dunia.
Berdasarkan sejumlah penelitian, daya tular Covid-19 antara 3-5 (Lancet). Satu orang yang terinfeksi bisa menularkan penyakit kepada 3-5 orang lainnya yang rentan.
Kita ambil angka yang terkecil. Akhir tahun 2020 atau enam bulan ke depan, jumlah kasus bisa mencapai 300 juta dan akhir 2021 mencapai angka 1,8 milyar orang yang terinfeksi di seluruh dunia.
Dikarenakan adanya upaya-upaya pencegahan, adanya fenomena orang yang relatif kebal Covid-19 dan vaksinasi sebagian populasi dunia (vaksin Covid-19 diperkirakan ada di akhir tahun ini), angkanya menurun jadi 1 milyar.
Ringkasnya, angka kasus Covid-19 di dunia bisa mencapai 1 milyar dalam masa dua tahun, yaitu di akhir tahun 2021.
Secara keilmuan, prediksi tersebut memang masuk akal.
Apalagi dengan adanya fenomena gelombang pandemi. Dimana saat ini, gelombang pertama belum sepenuhnya selesai, dan gelombang kedua biasanya memakan korban yang lebih banyak.
Berkaca dari peristiwa pandemi dalam sejarah, khususnya pandemi Spanish Flu yang terjadi antara tahun 1918-1920 yang menginfeksi sepertiga penduduk dunia saat itu. 500 juta yang terinfeksi dan 50 juta yang meninggal.