Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menghadapi Strategi Herd Immunity dan New Normal Pandemi Covid-19

29 Mei 2020   09:44 Diperbarui: 29 Mei 2020   09:34 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika mikroorganisme penyebab penyakit menular tidak memperoleh inang sebagai tempat hidup dan sebagai sumber keperluan hidupnya, maka mikroorganisme tersebut akan mati atau hilang dengan sendirinya.

Cacar, polio dan influenza adalah beberapa contoh penyakit menular yang telah sukses dikendalikan berdasarkan strategi herd immunity.

Besarnya persentase yang diperlukan untuk mencapai herd immunity bervariasi berdasarkan karakteristik dan atau daya tular penyakit. Untuk Covid-19, Kin On Kwok et al (J Infect. 2020 Mar 21), membuat perhitungan matematika epidemiologis yang sangat njilimet. Mereka memperhitungkan persentase yang diperlukan minimal sebanyak dua per tiga dari jumlah populasi.

Kekebalan individual yang merupakan faktor utama penentu keberhasilan herd immunity bisa diperoleh setelah sembuh dari penyakit tersebut, melalui sistem kekebalan umum/alamiah yang telah terbentuk sebelumnya dan melalui immunisasi atau vaksinasi (Merrill, 2020).

Hingga hari ini, Worldometer menginformasikan jumlah kasus positif Covid-19 di seluruh dunia sebanyak 5,7 juta dan yang sembuh sebanyak 2,44 juta. Sepengematan saya, angka kesembuhan semakin hari cenderung semakin membesar. Untuk dunia sekitar 40% dan untuk Indonesia sekitar 25%. Ini adalah kabar baik bagi kita semua.

Apakah kesembuhan seseorang dari Covid-19 bisa menjamin orang tersebut menjadi kebal?

Jelas tidak 100%. Karena ada sejumlah kecil hasil penelitian di Jepang, Korea dan Cina yang menunjukkan adanya pasien-pasien sembuh yang kemudian kembali positif. Pun sifatnya masih kontroversial, karena tidak bisa dipastikan apakah kejadian reinfeksi tersebut dikarenakan tidak terbentuknya sistem kekebalan tubuh (antibodi spesifik) atau disebabkan oleh faktor lain seperti false positif dan alat uji yang error (selengkapnya bisa dibaca di artike saya sebelumnya, "Apa yang Terjadi Pada Orang-orang yang Kembali Positif Covid-19?").

Sebaliknya, semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh terhadap Covid-19 paska infeksi telah terbentuk dengan cukup baik. Misalnya hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Institue Pasteur (Bloomberg). Dari 160 orang yang diteliti, 159 diantaranya membentuk antibodi setelah 15 hari dari kontak infeksi pertama dan 45 hari kemudian antibodinya terbukti bisa menetralisir virus SARS-CoV-2.

Selain itu, ada dua penelitian yang menunjukkan respon t-sel yang sangat baik terhadap virus pada pasien positif dan menemukan sejumlah orang yang tidak pernah terinfeksi virus SARS-CoV-2 tetapi memiliki kemampuan sistem imun yang sama. Hal itu bisa terjadi diduga karena mereka sebelumnya pernah terinfeksi dengan jenis coronavirus lain yang menyebabkan flu biasa (Science).

Dari sudut pandang genetika, mikrobiologi dan bioevolusi, mustahil ada mikroorganisme penyebab penyakit menular yang bisa menginfeksi seluruh manusia, karena kekayaan keanekaragaman genetik (genetic biodiversity) dan atau sistem imun manusia yang sangat bervariasi.

Sehingga bisa dipastikan akan selalu ada sejumlah orang yang secara alamiah kebal terhadap suatu penyakit menular. Jika tidak dikarenakan oleh hal tersebut, seharusnya manusia sudah lama punah dari permukaan bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun