UAS: "Karena mata kita kan kadang tertipu. Kita pergi ke tepi sungai kita lihat ada tongkat, bengkok dia. Tapi ketika kita tarik, ternyata lurus. Mata menipu. Saya khawatir jangan-jangan saya tertipu dengan Pak Prabowo. Oleh sebab itu, saya cari Ulama yang tidak masyhur, tidak populer. Ini Ulama yang mashyur yang di Youtube, yang di TV.
Tapi Ulama yang tidak dikenal orang. Tapi mata batinnya bersih Pak. Allah bukakan hijab kepada dia. Ini Ulama-Ulama yang tidak perlu materi. Mungkin Bapak tidak kenal mereka. Dan saya tidak pernah tanya kepada mereka, "Kira-kira saya pilih yang mana", enggak.
Saya biarkan dia baca hati saya. Ngerti ngga dia?. Dan ketika datang, saya dekatkan telinga, apa kata dia, "Saya mimpi lima kali ketemu dia". Saya tanya, "Siapa?", "Prabowo". Kalau mimpi satu kali boleh jadi dari Syetan. Lima kali dia mimpi dia lihat Bapak. Signal dari Allah.
Saya jalan lagi, saya cari lagi ke tempat lain. Ketika salaman, dekat telinga saya, dia bisiki, "Prabowo". Bapak dia sebut. Ulama-Ulama yang tidak dikenalkan hebat di tengah masyarakat. Bukan viral seperti saya. Saya datang ke satu tempat. Ini unik, aneh. Dia tidak mau makan nasi kalau berasnya dibeli di pasar. Berasnya ditanam sendiri. Karena kalau beli di pasar, riba. Dia hanya mau minum kalau sumurnya digali sendiri. Dan tidak mau menerima tamu perempuan. Dan pernah menteri datang, diusir.
Menteri datang, "Pulang!". Saya khawatir, khawatir saya begitu datang kesana ternyata, "Somad  niatmu tidak baik, pulang!. Malu Ustad (Tertawa). Tapi saya tetap nekat datang. Biasanya tamu kesana, kalo ketemu paling dua menit, tiga menit, "Udah, sana!", minta doa, "Udah!". Saya datang. Setengah jam, Pak. 30 menit, dia bicara empat mata dengan saya. Di akhir pertemuan pas mau pulang dia bilang, "Prabowo"."
PS: Â "Dia bilang gitu?"
UAS: Â "Dia bilang begitu. Jadi, saya berpikir lama. Ini kalau saya diamkan sampai Pilpres. Kenapa mereka cerita ke saya? Kenapa mereka cerita ke saya? Tiap malam saya berpikir, kenapa mereka cerita ke saya?. Berarti saya harus sampaikan. Kalau tidak, ini akan jadi, seumur hidup saya mati dalam penyesalan. Abdul Somad kenapa tidak kau ceritakan? Setelah ketemu ini, selesai, kuserahkan semuanya kepada Allah SWT. Apa yang terjadi pada saya, kuserahkan semuanya kepada Engkau ya Allah, yang penting sudah kusampaikan. Plong. Malam ini saya bisa tidur lelap."
...
UAS: "Hanya saja, tentunya fitnah tentu banyak."
(Sementara itu, Prabowo tidak sanggup lagi menahan jatuhnya air mata, beliau menyekanya. Kedua matanya jadi sembab)
UAS: "Kalau Bapak memang duduk nanti menjadi Presiden. Terkait dengan saya pribadi, dua saja. Pertama, jangan Bapak undang saya ke Istana. Biarkan saya berdakwah masuk ke dalam hutan. Karena memang saya dari awal dari sana. Saya orang kampung. Saya masuk hutan ke hutan. Yang kedua, jangan Bapak beri saya jabatan. Apapun.Â