Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ciri Khas Gagap Medsos

20 Mei 2018   23:35 Diperbarui: 21 Mei 2018   14:04 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: ANDREA WORTHINGTON | dailyillini.com

Beberapa dekade yang lalu, kita mengenal istilah Gagap Teknologi alias Gaptek. Istilah yang digunakan untuk orang yang pengetahuan dan wawasan teknologinya sangat minim. Seiring munculnya gaya hidup digital yang baru dalam satu dekade terakhir, istilah Gaptek disusul dengan munculnya istilah Gagap Media Sosial (Gagap Medsos).

Lantas, apa yang dimaksud dengan Gagap Medsos?

Umumnya manusia bersikap gagap terhadap hal-hal yang samasekali baru dalam hidupnya. Kondisi psikis yang membuat yang bersangkutan menjadi salah tingkah atau cenderung melakukan kesalahan terkait hal baru tersebut. 

Risiko Gagap Medsos relatif jauh lebih besar daripada Gaptek, karena kegagapan dalam beraktivitas di media sosial bisa merugikan dirinya sendiri, bahkan hingga bisa berakibat fatal yang merugikan keluarga dan lingkungan sosialnya. 

Contoh nyatanya sudah banyak sekali yang terjadi, misalnya cuitan di Twitter atau postingan di Facebook yang berakibat pada keretakan hubungan sosial dengan teman, pasangan hidup dan yang menjadi pemicu terjadinya konflik sosial di tengah-tengah masyarakat.

Berikut ini beberapa cirikhas pengguna internet yang mengalami Gagap Medsos.

  • Mudah sekali terpancing, terkejut, terkesima atau terkagum-kagum pada suatu informasi yang relatif sangat janggal atau ekstrim, yang kemudian diperparah oleh kemalasannya untuk mencaritahu lebih banyak lagi tentang informasi tersebut.
  • Membuat postingan curhat yang sifatnya sangat personal, misalnya mengenai kegalauan karena mengalami pertengkaran dengan pasangan hidupnya. Sepertinya yang bersangkutan tidak menyadari sepenuhnya bahwa aplikasi medsos bukanlah diari pribadi.
  • Seringkali membagikan tautan dari media-media pemberitaan atau dari akun-akun medsos yang kredibilitas dan integritasnya sangat diragukan.
  • Memberikan informasi-informasi pribadi yang cukup banyak dan sangat mendetail di profil medsosnya.

Kegagapan ini diakibatkan oleh minimnya pengetahuan mengenai karakteristik atau sifat alamiah dari media sosial itu sendiri. Bisa dikatakan, bahwa dampak positif dan negatif aktivitas di lingkungan sosial dunia nyata (offline), tidak begitu berbeda dengan di kehidupan maya (online). 

Selain itu, juga diakibatkan oleh minimnya pengetahuan dalam cara menggunakan fitur-fitur teknis aplikasi medsos.

Medsos merupakan sarana teknologi yang baik, efektif dan efisien untuk memajukembangkan kualitas kehidupan. Namun, jika tidak mengenalinya dengan baik, yang terjadi malah sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun