Sungguh menarik sekali artikel Yusril Ihza Mahendra (YIM) yang terakhir, "Uji Materi UU Pilpres: Perusak dan Pengkhianat Sesungguhnya." Sepertinya merupakan usaha terakhir beliau untuk menyebarkan pemikirannya sebelum Mahkamah Konstitusi (MK) menyidangkan uji materi UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) yang diajukannya besok, Selasa 22 Januari 2014.
Disini saya hendak nge-hack artikel beliau tersebut secara sederhana ('tuk menghindari salah paham menyangkut istilah sila baca, 'Antara Hacker dengan Cracker'), dan mengajukan sedikit saran kepada beliau.
Isi artikel Yusril tersebut sangat keras sekali, cenderung kasar tetapi bagaimanapun masih dalam batas kewajaran.
Tanpa sungkan, beliau menyebutkan terang-terangan satu tokoh yang berbeda pendapat dengannya, Surya Paloh. Kalimat-kalimatnya jelas sekali menyerang Surya.
[Sebagaimana oponen yang lain, SP dan tokoh-tokoh lain hanya berkoar di media. Apalagi SP termasuk raja politikus yang juga raja media. SP takkan segan-segan gunakan media miliknya, Metro, MI dan lain-lain untuk bangun opini menekan MK, dengan aneka rumor untuk menakut-nakuti rakyat. Bukan mustahil pula SP berkolaborasi dengan akun-akun tak jelas membangun opini bahayanya jika permohonan saya dikabulkan MK.]
Kemudian, menyikapi pendapat-pendapat orang-orang tertentu (tidak disebutkannya siapa-siapa aja), yang menganggap uji materi yang diajukan Yusril dilakukan untuk kepentingan pribadinya dan menuduh adanya kolaborasi beliau dengan SBY, beliau juga menyikapinya dengan sangat keras sekali.
[Yang menuduh saya pengkhianat karena mau menyatukan pemilu, dengan uji materil ke MK, belum pernah ada prestasinya menegakkan konstitusi. Mereka pecundang menggunakan topeng dan tidak punya rasa tanggung jawab kepada negara. Mereka perusak dan pengkhianat sesungguhnya.]
Sedangkan argumen-argumen mengapa beliau menguji materi itu, logis dan saya sangat mendukungnya. Terlebih lagi manfaat yang cukup besar bagi bangsa kita jika 'gugatan'-nya diloloskan MK, baik dari segi materi dan terutama sekali dalam rangka penegakan konstitusi.
Melalui artikel ini saya juga menyarankan kepada Bapak Yusril untuk sudi kiranya menjawab pertanyaan Sdr. Yogi dalam kolom tanggapan artikel Bapak, pertanyaan yang sangat saya dukung menyangkut integritas Bapak.
[KENAPA BARU SEKARANG KOAR2 dgn hal ini? Sebelumnya saat anda jadi mentri kenapa tdk bisa meluruskan dan berkoar2 kalo saat itu anda berada pada gerbong pemerintah yg keliru juga? Entah sebgai apapun saat anda dulu yg notabena melekat bak BENALU saat itu, knapa tidak BUNYI sedikitpun soal ini??? Saat BENALU membesar disamping tanaman2 yg sudah lapuk, baru meng-GURITA? Anda TIDAK KONSISTEN asli. ]---
Ya, kenapa Pak Yusril?
[Terlepas benar salah sikap orang menolak wancana tsb krn mungkin krn hal ketidakkonsistenan anda. Oponen2 wajar bersikap spt anda bersikap kepada oponen ada. Jadi bahasan ilmiah anda adalah bagian akademik yg bisa meluruskan ke hal yg lebih baik, tetapi, oponen anda sulit menerima krn kuliah ini baru muncul si saat anda ber KEPENTINGAN banget untuk merubah dan sdikit ingin BERKUASA.]
---
Argumen Sdr. Yogi masuk akal, namun saya tegaskan dalam hal ini saya tidak membenarkan dan menyalahkannya.
Demikianlah pendapat saya mengenai artikel Pak Yusril tersebut beserta saran yang saya ajukan.
Salam Hangat dan Hormat saya...
[-Rahmad Agus Koto-]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H