Setelah sekitar dua bulan, akhirnya Bank Dunia mengalah dan memutuskan menerima persyaratan yang diajukan oleh Gubernur dan Wakil gubernur DKI, Jokowi-Ahok, untuk menyelesaikan program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) atau pengerukan 13 sungai dalam jangka waktu dua tahun.
Kesepakatan ini diberitakan setelah pertemuan antara Ahok dengan Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle, lebih kurang selama 45 menit di Balaikota Jakarta, Selasa (4/5/2013). [Republika]
"Ya, kita senang saja, akhirnya Bank Dunia mengerti harus bisa selesai dua tahun. Soalnya dulu Bank dunia tidak mengatakan ya atau tidak untuk waktu penyelesaian normalisasi 13 sungai."Ahok, Balaikota Jakarta, Selasa (4/5/2013), Kompas.
"Kami tadi membicarakan dukungan terhadap pengelolaan banjir di Jakarta. Dari sisi kami, tidak ada halangan dan kami setuju untuk segera melaksanakan program ini. Isu sosial juga harus diselesaikan secara transparan, melibatkan konsultasi dan terdokumentasi."
Stefan Koeberle [Liputan 6]
Sebelumnya, Jokowi dan Ahok dengan tegas menyatakan bahwa Pemprov DKI akan membatalkan kerjasama dengan Bank Dunia perihal proyek JEDI, apabila tidak memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Pemprov DKI, dan akan menggunakan APBD DKI untuk melanjutkan proyek tersebut.
Menurut Ahok, masa pinjaman lima tahun yang diajukan Bank Dunia terlalu lama, sementara permasalahan banjir semakin mendesak untuk diatasi, selain itu "bunga" pinjaman akan menjadi sangat besar [Kompas].
"Kita mau nanya, mereka itu (Bank Dunia) tetap dengan cara-cara yang rumit seperti itu atau tidak? Kalau masih seperti itu, ya enggak usah, gampang."Jokowi, Balaikota Jakarta, Selasa (2/4/2013), [Kompas]
"Mereka mau bertemu saya saja. Tetap saja kalau mereka tidak mau menyelesaikan selama dua tahun, pulang kampung saja, kan."
Ahok, Balaikota Jakarta, Selasa (4/6/2013), [Kompas]
Sebagai informasi, Proyek JEDI yang dirintis oleh Gubernur DKI sebelumnya, Fauzi Bowo atau Foke, diperkirakan menelan anggaran sebesar 190 juta dollar AS. Bank Dunia memberikan pinjaman lunak kepada pemerintah Indonesia sebesar 139 juta dollar AS. Sisanya sebesar 51 juta dollar AS akan diambil dari APBN dan APBD DKI [Kompas]. Proyek ini diprediksikan dapat mengurangi banjir sekitar 30 persen titik banjir Jakarta.
Pengajuan pinjaman ke Bank Dunia sebenarnya sudah sejak tahun 2008. Namun, karena hambatan birokrasi, realisasinya baru terjadi tahun 2012. Tender proyek JEDI pun telah berjalan dengan melibatkan 14 perusahaan, termasuk dari Korea, China, India, dan Taiwan [Kompas].
Proyek ini sempat tertunda di masa kepemimpinan Jokowi-Ahok, karena Bank Dunia terkesan mendikte dan menyulitkan Pemprov DKI dengan sejumlah persyaratan dalam skema pinjaman Bank Dunia yang dinilai rumit. Hingga akhirnya proyek ini akan segera dilaksanakan secepatnya setelah Bank Dunia memenuhi persyaratan yang diajukan oleh Jokowi-Ahok.
Well Dear Readers...
Ini merupakan kabar yang menggembirakan khususnya bagi warga DKI Jakarta, karena permasalahan banjir bisa diminimalisir, dan Indonesia secara umum, karena bisa menjadi pembelajaran bagi pemerintah pusat dan pemda-pemda lainnya dalam hal kerjasama dengan pihak-pihak di luar pemerintahan.
Salut, full respect buat Jokowi-Ahok.
Sangat wajar, saingan Jokowi-Ahok di Pilkada DKI yang lalu, Foke dan Nahrowi pun mengapresiasi kinerja mereka berdua.
Semoga pasangan yang unik ini dapat membuat gebrakan-gebrakan lain yang signifikan buat DKI Jakarta.
Salam Hangat Sahabat Kompasianers ^_^
-----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H