Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pertanyaan yang Menggelitik Pemikiran Seorang Pemuda Tentang Tuhan

30 Mei 2012   21:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:35 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lembah gunung yang diselimuti rimba belantara berkabut, seorang lelaki tua dan seorang pemuda sedang duduk santai di bawah pohon tua, besar dan sangat rimbun. Mereka asyik menikmati keindahan pemandangan matahari yang perlahan-lahan ditelan ujung lautan dari balik kabut halus. Wajah orang tua tersebut memancarkan cahaya kebijaksanaan dan pemuda itu memiliki mata yang berbinar, menggambarkan kecerdasan dan semangat jiwa muda yang menggebu-gebu.

Tepat saat matahari tersebut habis ditelan ujung lautan, pemuda tersebut bertanya kepada orang tua itu:

"Abah, kalau memang Tuhan Maha Pencipta dan Maha Besar, bisa gak Dia menciptakan yang lebih besar dari diriNya?"

.....

"Tuhan Maha Mengetahui, awal waktu, kalau ada, hingga akhir waktu, kalau ada juga, malah waktu adalah ciptaaNnya. Berarti Dia mengetahui nasib seseorang selama ia hidup di dunia, miskin atau kaya, beragama atau tidak, dan seterusnya, berakhir di neraka atau di surga. Kalau begitu untuk apa Dia menciptakan yang sudah diketahuiNya?, berarti manusia tidak punya pilihan karena nasibnya sudah ditentukan?"

.....

Orang tua itu diam beberapa saat, sementara kegelapan mulai menguasai alam. Sambil tersenyum ia mengatakan kepada murid kesayangannya itu:

"Pertanyaan pertamamu itu absurd anakku, sebelum bertanya engkau menyatakan bahwa Dia Maha Besar yang berarti tidak ada yang lebih besar dariNya, kemudian engkau menanyakan pertanyaan yang bertentangan dengan pernyataanmu. Jadi pertanyaanmu itu bukan pertanyaan anakku"

"Pertanyaan keduamu itu, terus terang abah belum paham benar, namun abah pernah mendengar seorang guru mengatakan bahwa kita harus membedakan antara Ilmu Tuhan dengan Kehendak Tuhan. Tuhan telah mengajarkan kepada kita mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan, Tuhan telah memberikan kita pilihan. Sekarang terserah kita mau mengikuti anjuranNya atau tidak mempercayaiNya."

Kegelapan telah menguasai alam. Mereka berdua beranjak pergi...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun