Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Yess... Terapi Sendiri Delayed Sleep Phase Syndrome (DSPS), Berhasil!

25 Maret 2012   10:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:30 1899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_178174" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Sebagai Kata Pengantar Ajah ^_^ Hmmm, awalnya saya mau buat tulisan ini serius, seperti jurnal gitulah. Tetapi mengingat Kompasiana merupakan media umum, saya memutuskan membuat tulisan mengenai gangguan tidur ini (Delayed Sleep Phase Syndrome ) dengan bahasa yang enak, agak gaul gitu deh, tapi datanya akurat loh hehehh  >.< Saya baru mengenal penyakit yang saya derita ini kira-kira satu bulan yang lalu, melalui mbah google. Sebenarnya kurang tepat kalau gangguan ini disebut penyakit, tapi gpp lah kita anggap aja sejenis penyakit, deal? ^.^ Penyakit DSPS ini sudah lama sekali saya derita, tahunan, hmmm mungkin sejak tahun 1998, saat masih kuliah, wew dah 14 tahun loh... Trus, yang memotivasi saya membuat tulisan ini adalah semangat berbagi, membagi tips mengatasi penyakit ini, dimana akhirnya saya bisa menormalkan/menyesuaikan bioritme dengan masyarakat umum, melalui terapi sendiri berdasarkan informasi yang saya peroleh dari berbagai media. Ohya, juga termotivasi untuk meluruskan istilah gangguan tidur, masyarakat umumnya menganggap asal gak bisa tidur dibilang insomnia, padahal belum tentu insomnia. Pengaruh Negatif DSPS Nah, yang memotivasi saya untuk menyembuhkan penyakit ini adalah untuk menormalkan kehidupan sosial saya. Bayangkan teman-teman lagi asyiknya beraktivitas, entah itu lagi kerja, lagi bermain, pokoknya aktivitas harian orang normal deh, kita malah tertunduk-tunduk mengantuk, jadi gak sinkron kan? Hal ini bisa cukup berbahaya apalagi kalau pelajar atau mahasiswa yang mengalaminya, bagaimana dia bisa konsentrasi menerima pelajaran kalau kepala puyeng, bawaannya mau tidur, ya kan? Kalau karyawan atau pekerja? bisa kena pecat dah.. Bagi yang sudah berkeluarga, gak enak kan bercengkerama dengan istri atau anak-anak dengan wajah kuyu. Mengenal DSPS Delayed Sleep Phase Syndrome (DSPS) atau Delayed Sleep Phase Type (DSPT) merupakan salah satu jenis gangguan tidur yang cukup terkenal di kalangan medis, namun di masyarakat umum istilah ini tidak sepopuler insomnia dan jetlag. DSPS dikenal juga dengan istilah Circadian Rhythm Sleep Disorders (CRSD) atau Biological Rhythm Sleep disorder (BRSD), yaitu gangguan jam biologis/bioritme/pola tidur, dimana dalam keadaan normal (populasi umum) waktu tidur biasanya antara jam 21.00 (malam) hingga jam 06.00 (pagi). Manusia secara biologis didesain sebagai mahluk Diurnal, yaitu aktivitas hariannya berlangsung siang hari dan istirahat malam hari. Penderita DSPS pada jam istirahat normal populasi umum, samasekali tidak bisa tidur, biasanya penderita DSPS mulai terasa mengantuk, dan tidur mulai jam 02.00-05.00  pagi hingga jam 12.00-15.00 siang. Karena aktivitas hariannya yang berubah menjadi malam hari, penderita DSPS cenderung menjadi mahluk Nocturnal, ya jadi seperti kalong atau burung hantu dong >.< Oh ya, bagi orang yang aktifitasnya memang malam hari, hal ini malah bukan penyakit bagi mereka (itu sebabnya saya mengatakan DSPS kurang tepat disebut sebagai penyakit), seperti DJ klub malam, karyawan pabrik tertentu, dst. Saya pernah membaca di suatu media, John Travolta benar-benar mahluk malam (nocturnal), segala aktivitasnya dilakukan malam hari dan tidur di siang hari. Sedangkan penderita insomnia mengalami kesulitan tidur baik siang ataupun malam, biasanya karena stress, depresi atau paranoid. Penderita jetlag mengalami gangguan tidur karena aktivitasnya berpindah dari satu tempat ke tempat lain yang memiliki zona waktu bumi yang berbeda. Jetlag apabila tidak segera diatasi bisa menjadi DSPS loh... Penyebab DSPS Umumnya penyakit ini banyak dialami mahasiswa yang aktivitas akademiknya membuat pola hidup mereka tidak teratur, apalagi yang suka SKS (Sistem Kebut Semalam) untuk menyelesaikan tugas kuliah atau persiapan menghadapi ujian, lebih parah lagi bagi yang suka ngedugem, dan yang gila game online, uih..., trus orang yang suka begadang gak tentu arah (mereka ini seharusnya mendengar nasihat Bang Haji Roma Irama, "Begadang jangan begadang.. kalau tiada artinya... bla..bla..bla" hehhe), ohya mbah Wiki bilang prevelansinya (jumlah kasus dalam suatu populasi, pada jangka waktu tertentu) relatif sedikit sih, 0.15 % atau 1 dari 2000 orang. Terapi Menyembuhkan DSPS Syukurnya penyakit ini tidak bersifat permanen, relatif mudah dan cepat menyembuhkannya. Tips dibawah ini sudah saya praktekkan sendiri, "trust me it works!" ^.^

  1. Niat yang kuat, ini yang paling utama. Harus ada keinginan dari diri sendiri untuk menyembuhkannya.
  2. Cari tau informasi sebanyak mungkin mengenai sindrom ini, dari buku, psikolog atau dari mbah google.
  3. Bangun pagi hari, kalau kantuk menyerang, dilawan aja. Sabar, paling lama satu minggu (berdasarkan pengalaman sendiri). Trus olahraga ringan, jalan-jalan di sekitar rumah.
  4. Terapi cahaya. Berjemur (mandi cahaya euy) 10-15 menit dibawah sinar matahari pagi, antara jam 08.00-10.00. Bisa sambil membaca koran, cek status via HP, mbaca-baca Kompasiana, de el el
  5. Cari kegiatan-kegiatan fisik yang cukup melelahkah di siang hari. Berjalan pulang dan pergi ke kantor/tempat kerja (kalau jauh ya jangan dong ^.^), beres-beres rumah, de es te
  6. Pada jam istirahat siang sempatkan tidur sebentar aja, kira-kira 30 menit
  7. Pada malam hari (jam 21.00-23.00), jangan mengkonsumsi kopi, merokok, dan melakukan pekerjaan fisik dan otak yang cukup berat, misalnya ngutak-atik komputer, bongkar-bongkar sepeda motor, apalagi membuat perabotan (bisa ribut tetangga tuh mendengar suaru palu bertalu-talu heheheh)
  8. Terapi obat tidur, yang ini tidak saya sarankan karena selain mahal, bisa kecanduan, kalau memang harus minum obat, sangat saya sarankan konsultasi dulu dengan dokter mengenai  cara dan jumlah yang harus dikonsumsi. Kalau saya sih, cukup mengkonsumsi vitamin neuro (B12, B1 dan B6), 1 tablet sebelum tidur.
  9. Mengkonsumsi susu hangat atau teh ringan (maksudnya, jangan kental banget ya ^.^)
  10. Mandi air hangat sebelum tidur, pake sabun wangi lebih mantap.
  11. Pasang lampu di kamar tidur yang cahayanya redup (5-10 watt). TV, radio, komputer/laptop, dan sejenisnya keluarkan dari kamar tidur (jangan dikeluarkan melalui jendela ya >.<)
  12. Berdoa, dengan kata lain tenangkan pikiran (bukan dikosongkan loh, ntar bisa kesurupan wkwkwk)

Have a good sleep and beautiful dreams...

Gambar di bawah ini bisa kita jadikan acuan untuk kegiatan harian yang normal. Okay, mudah-mudahan bermanfaat ya... Salam Hangat Kompasioner  >.<

Jam Biologis Manusia-Populasi Umum (Wikipedia)

-The Power of Share-

“Sesungguhnya apa yang kuperoleh dari inderaku kumasukkan ke dalam pikiran, serta yang keluar darinya, untuk kebutuhan hatiku” - ajuskoto

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun