Mohon tunggu...
Rahmad Agus Koto
Rahmad Agus Koto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Generalist

Aku? Aku gak mau bilang aku bukan siapa siapa. Terlalu klise. Tidak besar memang, melalui niat dan usaha, aku selalu meyakini bahwa aku selalunya memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sosial maupun lingkungan alam dimanapun aku berada.

Selanjutnya

Tutup

Money

Multiaplikasi Nata De Coco

8 Maret 2012   03:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:23 2008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NATA DE COCO

Nata De Coco merupakan Selulosa Bakterial yang diproduksi oleh bakteri Acetobacter xyllinum dari media air kelapa. Selama ini di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, biasanya masyarakat hanya mengetahui bahwa Nata De Coco adalah sejenis makanan atau minuman. Namun tahukah anda bahwa sebenarnya Nata De Coco ini dapat diaplikasikan pada berbagai jenis keperluan manusia dan menjadi salah satu faktor yang bisa menyelamatkan lingkungan hidup masa depan?

Lembaran Nata De Coco yang Baru Dipanen

SELULOSA BAKTERIAL

Selulosa Bakterial dihasilkan oleh jenis bakteri tertentu seperti Genus Acetobacter dan Sarcina. Bakteri ini merangkai glukosa yang dikandung oleh berbagai macam media, misalnya air kelapa, limbah industri tahu, industri tapioka, air nenas, madu, dan sebagainya. Selulosa Bakterial ini struktur dasarnya sama dengan selulosa pada tumbuh-tumbuhan. Karena karakteristik sifat biofisikokimia Selulosa Bakterial yang istimewa, membuatnya menjadi salah satu objek yang paling banyak diteliti abad ini.

Struktur Mikroskopik Selulosa Bakterial

MULTIAPLIKASI

Karakter biofisikokimia dan mekanik Selulosa Bakterial yang unik, seperti mengikat air dalam jumlah yang cukup besar, struktur serat yang rapi dan kuat, membuatnya dapat diaplikasikan pada berbagai jenis keperluan manusia misalnya: Makanan dan Minuman

Elektronik: Membran akustik loudspeaker dan headphone hi-fidelity berkualitas tinggi, kertas elektronik (e-newspaper dan e-book), organic light-emitting diodes (OLEDs)
Membran Loudspeaker dan Headphones
Medis: Pembuluh darah buatan, perban luka (wound dressing)
133114763384477797
133114763384477797
Aplikasi Biomedis Selulosa Bakterial
Pembuluh Darah Buatan dari Selulosa Bakterial
Kosmetik: Pembersih dan pelembut wajah, kulit buatan
Aplikasi Kosmetik Selulosa Bakterial
Tekstil: Pakaian, sepatu, tas
Pakaian Berbahan Dasar Selulosa Bakterial
Bahan Dasar Kertas: buku, koran, kardus
Kertas Dari Selulosa Bakterial
Dari seluruh aplikasi di atas, untuk saat ini yang telah memasyarakat adalah sebagai makanan, sedangkan aplikasi lainnya belum dapat dikomersilkan dalam jumlah besar dengan harga yang relatif murah, mengingat belum ditemukannya proses produksi Selulosa Bakterial yang efektif dan efisien secara finansial. Diperkirakan kendala teknis ini dapat teratasi di abad ini.
NATA DE COCO SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR PENYELAMAT LINGKUNGAN HIDUP MASA DEPAN
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa eksploitasi hutan merupakan salah satu penyebab utama rusaknya lingkungan hidup. Hingga saat ini hutanlah yang menjadi sumber utama bahan baku selulosa (kayu) dunia, untuk bahan baku tekstil dan keperluan sehari-hari berbahan dasar selulosa. Misalnya koran, majalah, buku-buku, kardus, bahan pembungkus, pakaian, jaket, sepatu, tas, selimut, sarung dan lain-lain. Dapat kita bayangkan sekiranya telah ditemukan proses produksi massal komersil nata de coco yang efektif dan efisien, maka kayu dapat tergantikan dan eksploitasi hutan dapat berkurang secara signifikan.
MENGAPA HARUS NATA DE COCO?
Seperti yang telah disebutkan diatas, media untuk produksi Selulosa Bakterial ini dapat diperoleh dari berbagai bahan. Air kelapa menjadi pilihan yang  terbaik dari segi komersial, karena bersifat limbah, harganya murah, dan jumlahnya yang melimpah.
NATA DE COCO SEBAGAI SALAH SATU SUMBER PENINGKATAN EKONOMI INDONESIA
Filipina adalah produsen utama nata de coco dunia sebagai makanan dan aplikasi lainnya. Padahal Indonesia merupakan penghasil utama kelapa dunia. Saat ini kelapa Indonesia hanya dijadikan sebagai bahan baku utama produksi kopra, cocofiber, arang batok, dll. Sementara itu air kelapa belum dimanfaatkan secara maksimal.
Pemerintah semestinya memperhatikan hal ini secara serius, karena potensi ekonomi nata de coco yang sangat baik dan dapat meningkatkan perekonomian  bangsa kita di masa depan. Sementara itu lembaga pendidikan tinggi dapat terus membantu dengan penelitian dan pengembangan aspek produksi dan aplikasinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun