Naiknya pemberitaan Ahok terkait pengunduran dirinya dari Partai Gerindra, mengingatkan saya pada acara Kompasianival 2013, dimana waktu itu beliau menjadi salah satu narasumbernya. Saya memperhatikan langsung secara seksama ketika beliau menyampaikan pemikirannya mengenai kemajuan dan perkembangan Jakarta yang dipimpin oleh Jokowi dan Ahok.
Secara umum, saya menilai cara penyampaian dan ide-idenya cukup menarik saat itu.
Disini saya hendak menyampaikan pandangan saya terkait sikap politik Ahok, dan bagaimana pandangannya terhadap agama dan ketuhanan.
Sikap Politik Ahok
Ahok sosok yang idealis, ambisi dan ego politiknya sangat tinggi, saking tingginya ia tidak bersedia loyal terhadap partai-partai yang terlihat sekali hanya dijadikannya sebagai kendaraan politik semata. Secara tidak langsung beliau telah menyepelekan (jika bukan melecehkan) sikap-sikap politik partai-partai itu. Sejauh ini sudah tiga partai yang ditinggalkannya, PPIB, Golkar dan Gerindra.
Untuk yang terakhir, saya heran dengan alasannya keluar dari Gerindra. Tidak logis jika alasan Ahok keluar hanya dikarenakan perbedaan pendapat terkait teknis Pemilihan Kepala Daerah dengan partai tersebut.
Perbedaan pendapat yang tidak begitu prinsipal.
Bisa dikatakan itu hanyalah alasan yang dibuat-buat oleh Ahok. Beliau memang sudah memiliki niat tuk keluar dari Gerindra. Nah, yang sangat menarik dari hal ini adalah apa sebenarnya yang ada di benak Ahok? Apa motifnya....?
Demi rakyat?
Ahh nehh... saya belum mempercayai sepenuhnya ketulusan atau kemuliaan tujuan Ahok. Demi rakyat? Berat itu, berat sekali pun.
Saya masih membutuhkan waktu untuk mengetahui bagaimana Ahok sebenarnya.