Selain blunder yang dilakukan oleh Valdes dan Madrid pun dapat menciptakan gol keduanya di laga El Clasico pertama Piala Super Spanyol yang berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan Barcelona tadi pagi (24 Agustus 2012), ada beberapa catatan lainnya yang cukup menarik, antara lain:
- Tito Vilanova pelatih baru Barcelona tidak memainkan David Villa yang sudah sembuh dari cedera. Mungkin menurut penilaiannya Villa masih perlu beradaptasi setelah tidak bermain cukup lama dan belum layak masuk starting XI Barcelona pada laga El Clasico kali ini.
- Gerard Pique terlihat beberapa kali maju ke depan, ikut menyerang sambil mendribel bola. Aksi heroiknya suatu saat akan diganjar oleh lawan lewat serangan balik yang mematikan. Aksi heroik jadi konyol, seperti kelakuan tengilnya Victor Valdes.
- Tiga penyerang utama Barcelona terdiri dari Messi, Pedro dan Sanchez. Tercatat 2x Sanchez melakukan aksi yang cenderung diving di kotak pinalti. Berharap tekel atau sentuhan Ramos adalah sebuah pelanggaran dan wasit memberikan hadiah pinalti. Menurut wasit dan hakim garis bukan pelanggaran, namun tekel Ramos terhadap Iniesta adalah sebaliknya. Mungkinkah Ramos keasyikan atau berpikir wasit tidak akan memberikan pinalti mengingat 2x kejadian sebelumnya?. Kali ini Ramos salah dan Messi menciptakan gol kedua Barcelona lewat titik pinalti
- Aksi Sanchez yang cenderung divingmengharapkan sebuah pelanggaran kurang sportif. Di sisi lain 2 pemain Madrid melakukan aksi yang cenderung diving juga. Ada momen yang cenderung diving pada saat Oziel dan Di Maria mendribel bola memasuki daerah pertahanan Barcelona, tapi sebenarnya bola berhasil direbut secara bersih, bukan pelanggaran.
Oziel dan Di Maria terjatuh, mengerang kesakitan. Aksi Oziel dan Di Maria ini pun termasuk kurang sportif seperti halnya aksi Sanchez tadi. Hanya bedanya, Sanchez berharap pinalti, sedangkan Oziel dan Di Maria berharap serangan balik Barcelona terhenti - wasit meniup peluit menyatakan pelanggaran atau menghentikan pertandingan sejenak karena ada pemain yang cedera - sekaligus menutupi rasa malu karena bolanya berhasil direbut lawan.
Aksi Sanchez, Oziel dan Di Maria kurang sportif, tapi bukan hanya pemain Madrid dan Barcelona yang melakukannya. Pemain klub lain pun pernah melakukan hal yang sama. Nada pembelaan yang sering terdengar atau memaklumi kelakuan seperti ini antara lain adalah, wajar saja pemain profesional berbuat seperti itu demi keuntungan klub yang dibelanya.
- Pemain Madrid dan Barcelona boleh dibilang tidak ada perubahan yang berarti saat dilatih oleh Mou dan Pep Guardiola. Materi atau kualitas pemain ke dua klub pun tidak jauh berbeda. Kini Barcelona dilatih oleh Vilanova. Strategi dan taktik Mou tidak mendulang hasil yang bagus, tapi Mou masih memiliki kesempatan untuk membalas kekalahannya atas Vilanova di leg kedua nanti. Jika hasilnya tidak memuaskan lagi, kembali membuktikan strategi dan taktik Mou selama ini cenderung gagal atau tidak berhasil dalam laga El Clasico.
Penilaian lainnya semakin menguatkan bahwa hasil akhir pertandingan lebih ditentukan oleh pemain itu sendiri, sedangkan pelatih dan penonton hanya sebagai faktor pendukung saja. Keputusan wasit dan hakim garis adalah pernik-pernik lain yang juga bukan penentu, meski ada keputusannya yang salah dan dapat mengubah hasil akhir pertandingan.
- Mou sudah menyatakan permintaan maaf atas kejadian colokan mata kepada Vilanova yang dilakukannya setahun yang lalu. Mungkinkah Mou sudah berubah menjadi "lembek"?. Di bangku cadangan terlihat Mou duduk kalem, tenang dan tidak terlalu tegang. Santai saja, hanya sekali-kali memberikan instruksi kepada pemain Madrid. Setelah pertandingan usai Mou mengecam hakim garis yang tidak menyatakan offside sehingga Pedro berhasil menyamakan kedudukan (1-1).
- Kecaman atau kritikan Mou tidak dilakukan atas pinalti yang diberikan oleh wasit yang menghasilkan gol kedua Barcelona. Secara langsung atau tidak langsung Mou membenarkan keputusan wasit, Ramos melakukan pelanggaran terhadap Iniesta di kotak pinalti. Mengenai gol Pedro yang dinilainya offside, dari tayangan ulang terlihat Pedro berada sedikit di depan pemain belakang Madrid, tapi tayangan ulang itu tidak memperlihatkan saat bola dilepas dari kaki Mascherano dan pada saat Pedro berlari mengejarnya.
- Di sisi lain kecaman atau kritikan Mou tadi dinilai sekadar mencari alasan saja. Mou ternyata belum berubah, masih ngeyel seperti dulu. Tidak bisa menerima kekalahan. Tapi ada pula yang menilai kecaman Mou sekadar pembelaan kepada pemain dan klub yang membayarnya sebagai pelatih yang profesional. Selain kecaman tadi, Mou pun memuji penampilan Barcelona yang diakuinya lebih baik dari Real Madrid kali ini.
Kesimpulan akhir, aksi Diving, sekadar mencari keuntungan, demi membela klub, atas nama profesional dan tidak sportif, setiap orang bebas memberikan penilaian. Pengetahuan dan kecerdasannya mempengaruhi penilaiannya tersebut.
*****
Sumber berita dan gambar: Kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H