Grup neraka Piala Dunia 2014 yang terdiri dari Italia, Inggris, Uruguay dan Costa Rica sudah memperlihatkan penampilan masing-masing kesebelasan.
Uruguay loyo, Costa Rica pun melibasnya dengan skor akhir 3-1, sedangkan pertandingan antara Italia dan Inggris berakhir untuk kemenangan Italia.
Babak pertama tempo permainan cenderung cepat dengan Italia lebih dominan menguasai pertandingan. Gol pertama Italia yang cantik pun lahir pada menit 35 melalui sepakan keras Claudio Marchisio dari luar kotak pinalti yang lolos dari selah-selah kaki pemain belakang Inggris. Tapi keunggulan Italia tidak bertahan lama, sebab dua menit kemudian Inggris menyamakan kedudukan berkat umpan silang Wayne Rooney yang diselesaikan dengan manis oleh Sturridge menjadi gol yang menyamakan kedudukan.
Skor imbang 1-1 ini bertahan hingga babak pertama usai, tapi di awal babak kedua Italia kembali unggul setelah Balotelli menanduk bola lambung umpan Antonio Candreva yang menjebol gawang Inggris untuk kedua kali menit ke 50. Saya pikir Inggris akan membalasnya dengan cepat dan menyamakan kedudukan seperti babak pertama tadi, tapi setelah beberapa menit berlalu gol itu tidak terjadi.
Saya pun tidur. Sejak awal sebenarnya saya malas menyaksikan pertandingan ini mengingat:
- Inggris cenderung bermain bertahan dan menunggu.
- Rerata skill pemain Italia sedikit lebih bagus dari pemain Inggris. Seharusnya Inggris bermain keras dan menekan setiap pemain Italia yang menguasai bola.
- Tapi dengan membiarkan Italia mengembangkan permainannya, Inggris pun terbawa irama permainan Italia seperti kerbau yang dicucuk hidungnya.
- Italia bebas dan lepas mengembangkan permainannya sehingga banyak variasi yang bisa diciptakan dan dua gol Italia berasal atau berawal dari sisi kiri dan kanan pertahanan Inggris yang membuktikan variasi serangan Italia lumayan oke.
- Inggris dengan pemain-pemain muda dan bertenaga justru memilih strategi dan taktik bertahan, menunggu dan mengandalkan serangan balik.
- Tanda-tanda penakut, atau terlalu tinggi menghormati lawan.
Kemenangan cenderung milik kesebelasan yang mengontrol permainan. Mungkin Roy Hudgson pelatih Inggris terinspirasi meneer Van Gaal yang sukses mengalahkan strategi dan taktik Vicente del Bosque, tapi mungkin Hudgson lupa, kekalahan Spanyol melawan Belanda cenderung karena pemainnya terlalu banyak gaya, tidak memiliki naluri membunuh yang tinggi dan terlalu percaya diri seperti saya tulis DI SINI.
Italia beda, meski sudah unggul 2-1 tetap fokus, mengontrol permainan dan naluri membunuhnya atau niat mencetak gol tambahan masih tinggi. Sebelumnya saya prediksikan Inggris dan Italia yang akan lolos dari Grup D yang menurut banyak pihak adalah grup neraka, tapi jika Inggris masih takut main bola atau gaya permainannya masih seperti melawan Italia, mending Inggris ke laut aja.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H