Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kivlan Zen Dituding "Mayjen Kunyuk"

10 Mei 2019   20:23 Diperbarui: 10 Mei 2019   20:45 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Kivlan Zen dituding "Mayjen Kunyuk" oleh politikus Partai Demokrat.

Sebelumnya Kivlan Zen menuding SBY licik, dan Partai Demokrat tidak jelas "jenis kelamin" politiknya. Rupanya ada politikus Partai Demokrat yang meradang, dan tidak terima ketua umum partainya dituding licik.

Agum Gumelar pun sempat melontarkan kritikannya terhadap Kivlan Zen. Menurutnya tak pantas Kivlan Zen berkata kasar terhadap SBY. Etika keprajuritan tidak mengizinkan, dan SBY adalah jenderal bintang 4, sekaligus mantan presiden dua periode.

Agum Gumelar pun meminta kepada pihak-pihak yang tidak puas terhadap hasil Pemilu tidak melampiaskannya dengan emosi di luar nalar. "Jadi menurut saya, tolong deh kepada mereka-mereka yang tidak puas dengan keadaan yang dihadapi mereka. Jangan kemudian pelampiasannya dengan cara-cara yang di luar etika." 

Jika Agum Gumelar masih terbilang halus kritikannya, tidak demikian halnya dengan politikus Partai Demokrat yang satu ini. "Kata Presiden RI ke-empat, Abdurrahman Wahid, Kivlan Zen itu "Mayjen Kunyuk". Mungkin karena dinilai liar dan biang onar," ujar Rachland Nashidik, seperti dikutip dari tribunnews.com (10/5/2019).

Masih menurut politikus Partai Demokrat tadi, tidak layak Kivlan Zen yang 'kunyuk' menilai SBY presiden keenam Republik Indonesia. "Masa Kunyuk mau menilai manusia, Presiden RI Ke-enam pula, yang jauh melebihinya dalam hal apa pun?"

Belum ada tanggapan Kivlan Zen, tapi suhu politik semakin panas saja di antara para politikus pendukung pasangan capres Prabowo-Sandi ini.

Memang cukup banyak pihak yang memperkirakan sejak awal pun Partai Demokrat hanya "setengah hati" saja mendukung Prabowo-Sandi sejak AHY bukan cawapres Prabowo, tapi sandiwara politik yang terlihat mesra sebelumnya lama-lama tak tahan juga dimainkan, atau pada akhirnya keluar juga "bentuk aslinya".

Peribahasa mengatakan, tak ada busuk yang tak berbau. Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tercium juga. Selain itu adagium politik mengatakan tak ada kawan dan lawan yang abadi, yang abadi hanyalah kepentingan.

Cepat atau lambat diperkirakan Prabowo akan ditinggal sekutu-sekutu politiknya. Mungkin hanya dia dan Partai Gerindra yang masih koar-koar mengaku sebagai pemenang Pilpres 2019, tapi lambat laun tak terdengar lagi gaungnya. 

Ibarat orang frustrasi yang berteriak di hutan belantara yang sunyi dan sepi, bahkan kunyuk pun tidak ada di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun