Hendropriyono terkesan santai terkait adanya ancaman tuntutan hukum yang akan diajukan PA212 sehubungan pernyataannya yang menjadi polemik belakangan ini.
Sebelumnya ia mengingatkan sejumlah WNI keturunan Arab agar tidak menjadi provokator. Hanya "sejumlah", bukan "semua" WNI keturunan Arab.
"Saya peringatkan Rizieq, Yusuf Martak, dan orang-orang yang meneriakkan revolusi kan sudah banyak. Itu inkonstitusional, merusak disiplin dan tata tertib sosial, jangan seperti itu," katanya di sini.
Ada juga pernyataan Hendropriyono lainnya, yaitu keturunan Arab juga berjuang untuk Republik Indonesia, demikian juga warga keturunan China. Ia menegaskan peringatan ini tidak ada tendensi SARA.Â
"Nenek moyang saya juga ada Arabnya juga. Saya nasionalis, saya tidak membenci mereka. Tidak ada urusan SARA, saya justru mengingatkan mereka itu punya peran penting di masyarakat."Â
PA212 berencana akan menuntutnya atas ujaran kebencian. Mungkin ada sebagian pihak yang bingung, dan bertanya seperti ini.Â
Mengapa Hendropriyono tidak dituntut atas "ujaran pemujian"? Bukankah ia pun memuji peran WNI keturunan Arab? Jawaban mudahnya, tidak ada pasal "ujaran pemujian".
Terkait ancaman PA212 tadi, mantan kepala BIN itu terkesan santai menanggapinya.Â
"Tanggapan saya, kalau tidak mau diperingatkan oleh orang tua, saya kan sudah tua sudah 74 tahun, tidak mau diperingatkan oleh orang tua yang mudah-mudahan nanti diperingatkan oleh Tuhan, ya itu saja."
Mengapa spesifik dikatakannya keturunan Arab? Menurut Hendropriyono, karena masyarakat kita meneladani dan mengikuti mereka. Makanya ia mengingatkan, jangan dibawa pada emosi dan ketegangan.
Sekali lagi, jika ada yang bertanya mengapa Hendropriyono tidak dituntut atas "ujaran pemujian", jawaban mudahnya tidak ada pasal "ujaran pemujian".