Surat SBY menjadi berita yang cukup hangat hari ini.
Wajar saja jika ada sebagian pihak yang merasa kecewa dan sebagian pihak lainnya menyambut gembira surat SBY tadi.Â
Mengenai surat SBY ini sudah dibahas pada artikel sebelumnya.
Bisa dilihat di sini, Tante Miyabi: Kasihan Prabowo-Sandi.
Surat SBY dilayangkan kepada Ketua Wanhor PD Amir Syamsudin, Waketum PD Syarief Hassan, dan Sekjen PD Hinca Panjaitan, sehari sebelum kampanye akbar Prabowo-Sandi yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK).Â
Kampanye Prabowo-Sandi mengandung unsur ketidaklaziman dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif, begitu antara lain isi surat SBY. Â
Tidak mengherankan jika surat SBY ini menjadi polemik. Ada yang memujinya, tapi ada juga yang sebal dan menganggapnya seperti "surat racun yang mematikan".
Entah berapa lama direncanakan, juga entah berapa banyak biaya yang sudah dikeluarkan, tapi sebuah surat bisa mencoreng citra kampanye akbar Prabowo-Sandi di GBK hari ini.
Mahfud MD sepertinya tidak sepakat kalau dikatakan "surat racun yang mematikan". Justru menurut pendapatnya surat itu mengandung nasihat yang perlu diperhatikan.
"Ya saya membaca itu juga. Saya kira perlu diperhatikan dari nasihat yang banyak pengalaman dan punya pengalaman Indonesia serta kecintaan kepada negara ini yang tidak diragukan karena dia presiden," kata Mahfud MDÂ di sini.
Timbul dugaan seperti ini. SBY masih sakit hati karena AHY tidak dijadikan cawapres Prabowo. Sejak saat itu SBY dan Partai Demokrat hanya "setengah hati" saja mendukung Prabowo-Sandi.Â