Puisi Tante Miyabi ini ditulis saat ia resah di malam yang dingin. Lirik-liriknya pun tajam, tapi tidak bicara tentang surga, neraka, WC umum, atau tempat lainnya.
Puisi Tante Miyabi lebih bagus dibanding puisi politikus manapun, begitu klaim Tante Miyabi. Menurutnya tak perlu malu mengklaim seperti itu, sebab klaim dan tuding sana sini sudah biasa atau seperti santapan sehari-hari para politikus, entah dari kubu Jokowi-Ma'ruf Amin maupun Prabowo-Sandi.Â
Seperti orang yang tidak berpendidikan? Atau pernah sekolah, kuliah, tapi tak lebih dari lulusan kandang ayam?Â
Puisi Tante Miyabi ini lahir setelah ia menikmati Trik dan Problem Catur yang Sederhana (TPCS).
Entah mengapa, setiap usai menikmati TPCS, Tante Miyabi sering mendapat inspirasi, termasuk inspirasi menulis puisi.Â
Inilah TPCS yang melahirkan puisi Tante Miyabi tadi.
- Bd3 ... BxN
- cxB ... RxB!
Untunglah Tante Miyabi bukan lulusan kandang ayam. Setelah berpikir sejenak, ia pun tahu mengapa putih menyerah.Â
Oh, itu toh sebabnya. Jika putih RxR, hitam Qc1+, Ka2, Bxb2, mat di petak a1 (jika putih QxB, hitam Rc2).
Tak lama kemudian lahirlah puisi Tante Miyabi yang lebih bagus dibanding puisi politikus mana pun, apalagi cuma politikus lulusan kandang ayam yang pintarnya klaim dan tuding sana sini tanpa data.