PSI terkesan menantang pihak yang "kebakaran jenggot" terkait pemberian Kebohongan Award.Â
Juru Bicara Dara Adinda Nasution mengatakan, partainya siap mengikuti proses hukum jika ada pihak-pihak yang melaporkannya, karena PSI merasa tidak bersalah.
"Pemberian Award Kebohongan ini hanya upaya pendidikan politik. Kami merasa tidak ada pelanggaran hukum sama sekali yang kami lakukan," ujarnya di sini.
Manuver politik PSI dengan pemberian Kebohongan Award ini meyebabkan pihak-pihak yang "kebakaran jenggot" seperti terlihat jadi bodoh di hadapan publik.
Contohnya antara lain seperti ini.
Pertama, pemberian Kebohongan Award tadi dikait-kaitkan dengan budaya Indonesia, adab, atau semacam itu, akhirnya jadi cenderung gazebo (gak zelas bo) atau lebay, padahal sejak awal PSI mengatakan alasan pemberian Kebohongan Award adalah sebagai bentuk menertawakan kebohongan.
Kedua, publik pun jadi tersenyum, karena ada pihak yang gazebo dan lebay mengatakan pihak lain gazebo dan lebay.
Ketiga, ada yang mempersoalkan obyektivitas pemberian Kebohongan Award, seolah-olah manuver politik parpolnya selama ini selalu obyektif...ha-ha-ha.
Keempat, pihak yang "kebakaran jenggot" membantah yang diberi Kebohongan Award tidak melakukan hal itu dengan menggunakan jurus "ngeles kayak bajaj", seperti biasa kalau hoaks atau bohongnya sudah ketauan, dan berharap jurus "ngeles kayak bajaj"-nya masih ampuh hingga saat ini.
Kelima, ada juga pihak yang sok cerdas dan bijak, kemudian mengatakan tak elok menyerang pribadi politikus dengan pemberian Kebohongan Award, tapi hal ini justru bisa membuat publik jadi tertawa ngakak terbahak-bahak.
Apa? Tak elok menyerang pribadi? Lalu apa namanya ketika Andi Arief menuding Prabowo "Jenderal Kardus"?