6. Menulis sesuai kemampuan. Contoh, kalau kamu bisanya cuma nulis puisi atau cerpen, ya sudah, gak usah sok-sok an nulis politik, karena pembacanya banyak, sementara kemampuan kamu gak ada. Lha, yang nulis politik aja cukup banyak otaknya jadi somplak! Emang kamu mau ikut-ikutan otaknya jadi somplak? Enggak kan?
7. Dll (selain kepanjangan dari dan lain lain, juga tidak tahu atau lupa apa lagi yang berikutnya).
Nah, kamu sudah pernah dapat tips oke banget seperti di atas tadi dari Kompasianer bangkotan yang ada di Kompasiana ini? Kalau sudah, inilah tips oke banget selanjutnya.
Nulis itu pakai target. Misal, kamu targetkan dalam 1-2 bulan ini setiap artikel kamu minimal yang baca 50, kemudian meningkat lagi, dan seterusnya.
Kalau target awal saja tidak tercapai, ya sudah, gak usah nulis lagi di Kompasiana.Â
Cari kek hobi yang lain, misalnya main catur, naik gunung, atau apalah. Ini lebih baik, daripada kamu buang-buang waktu di sini. Lha, kamu emang gak cerdas kok, gak berbakat juga menulis, mosok maksain diri?Â
Gak usah didengerin kalau ada yang bilang yang penting hepi, meski tulisan kamu yang baca hanya sedikit, teruslah menulis.Â
Kamu tau gak? Itu bukan tips yang oke banget, tapi racun! Habis waktumu terbuang di sini, karena kamu maksain diri, padahal kamu sendiri tahu, kamu itu gak cerdas, dan juga gak berbakat menulis.Â
Kan kamu sendiri yang tahu dirimu, bukan orang lain, betul tidak?
Betuuuul...saran atau tips oke banget ini tidak harus kamu turuti.
***