Perisai Mourinho sudah dipasang jauh-jauh hari. Sempat juga terlintas di pikiran ini, Mourinho ada bakat jadi politikus.
Tidak seperti politikus Indonesia yang cenderung kasar saat memainkan jurus "ngeles kayak bajaj", Mourinho sepertinya jauh lebih pintar dan halus terkait jurus "ngeles kayak bajaj" tadi.
Menurut Mourinho, saat ini Manchester United sulit membeli pemain papan atas, dibandingkannya dengan era 90 an ketika Manchester United relatif mudah membeli pemain-pemain top Tottenham Hotspur seperti Michael Carrick dan Dimitar Berbatrov.
"Bisakah kami pergi ke Tottenham dan membeli pemain terbaik mereka? Tidak, karena mereka tak menjual atau karena mereka sangat kuat sehingga bisa bilang tidak," ujarnya (bola.com).
Adakah yang salah dari pernyataan Mourinho tadi? Tidak ada, makanya hal ini boleh dibilang sebuah perisai Mourinho yang cukup bagus.
Diperkirakan setidak-tidaknya ada tiga hal tersembunyi di balik perisai Mourinho tadi.
Pertama, ia sedang meminta atau ingin dibelikan pemain bermutu pada Januari 2019 nanti. Â
Kedua, Mourinho sedang menyindir manajemen Manchester United, dan jika keinginannya tadi tidak dipenuhi, publik pun berasumsi manajemen Manchester United pelit, atau Manchester United tidak mampu membeli pemain bermutu seperti yang diinginkannya.
Ketiga, poin pertama dan kedua tadi bisa dijadikannya sebagai alasan atau "ngeles kayak bajaj" jika nantinya Manchester United gagal menempati posisi empat besar Liga Inggris atau tak hadir di Liga Champions musim depan.
Perisai Mourinho kembali dipasang ketika ia mengatakan adalah sebuah keajaiban jika Manchester United bisa menempati posisi empat besar musim ini.
Ketika ditanyakan targetnya, ia mengatakan: