Jokowi tulus, dua kata ini bisa membuat sebagian pihak merasa senang, sebagian pihak lainnya cenderung meradang.
Sudah biasa, mungkin ada yang mengatakan dunia politik Indonesia sedang "sakit", tak heran akan melahirkan para "pesakitan".
Tapi entahlah wacana Amien Rais capres beberapa hari terakhir ini didengungkan termasuk di dalamnya atau tidak.
Meski sudah disarankan "jangan kebanyakan minum minuman yang gambar botol depannya pemuda berbadan tegap dan berotot, tapi gambar belakangnya orang tua renta berjanggut putih", karena dikhawatirkan bisa menimbulkan wacana-wacana lainnya, tapi muncul lagi wacana lain, JK-AHY pasangan capres.
Juga sudah diperkirakan adanya politikus gaek yang terinspirasi kemenangan politikus gaek negara tetangga bisa menimbulkan politikus gaek lainnya maju sebagai capres.Â
Untuk sementara lupakan dulu kata "regenerasi", nanti suatu saat akan muncul lagi.
Kini kembali bahas soal "Jokowi tulus" tadi.
Tapi dalam hal apa yang dimaksud Jokowi tulus di sini?
Menurut berita pihak Istana sedang mengatur waktu pertemuan antara Presiden Jokowi dan Amien Rais, tapi Presiden Jokowi tulus terkait hal ini, sedangkan Amien Rais terkesan sebaliknya, begitu kata Bendahara F-PDIP Alex Indra Lukman.
"Pertemuan atau silaturahmi terjadi bila dihendaki kedua belah pihak. Hanya dengan niat yang tulus maka pertemuan akan menghasilkan manfaat. Sampai saat ini saya hanya membaca niat tulus dari Bapak Joko Widodo saja."
Rupanya di situ yang dimaksud Jokowi tulus tadi, tapi apa latar belakang sebenarnya pertemuan Presiden Jokowi dan Amien Rais ini?