Setelah PDIP secara resmi mengumumkan Jokowi capres 2019 di Denpasar, Bali beberapa hari lalu, turunlah “Hujan Cawapres”.
Maksudnya “Hujan Cawapres” di sini adalah berhamburan turun nama-nama tokoh yang diperkirakan layak untuk menjadi pendamping Jokowi pada Pilpres 2019 nanti.
Tokoh-tokoh yang sudah termasuk dalam “Hujan Cawapres” ini antara lain Menko Polhukam Jenderal (purn) Wiranto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Namun yang paling fenomenal dicalonkan sebagai pendamping Jokowi di Pilpres 2019 nanti adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Wacana “Prabowo Cawapres Jokowi” pun menjadi topik pembicaraan yang hangat di kalangan masyarakat. Ada sebagian pihak yang menganggapnya serius, tapi ada juga sebagian pihak yang menilainya sekadar lelucon ala Srimulat.
Mereka yang menganggap sekadar lelucon ala Srimulat tadi berangkat dari pernyataan Wakil Ketua DPR RI dan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon yang mengatakan “Jangan berpikir Pak Prabowo mau disandingkan dengan Pak Jokowi”.
Tapi masih saja ada politikus yang mengulang lelucon politik ini lewat pernyataannya di media yang mengatakan setuju dengan pasangan Jokowi-Prabowo. Entah apa maksud dan tujuannya, padahal Fadli Zon sudah jelas mengatakan tidak akan terjadi.
Mungkin politikus atau sebagian pihak yang masih mengulang dan mengulang lelucon politik “Prabowo Cawapres Jokowi” ini sengaja melakukan hal itu agar Fadli Zon sewot, kesal, dan uring-uringan. Mudah-mudahan saja mereka tidak dihujani puisi yang tajam dan menyengat, atau jangan sampai terjadi “Hujan Puisi” nantinya.
Entah siapa lagi tokoh lainnya yang akan masuk dalam “Hujan Cawapres” yang diperkirakan masih berlangsung hingga bulan Agustus 2018 yang merupakan batas akhir pendaftaran pasangan capres dan cawapres untuk Pilpres 2019.
Sebaiknya kita tunggu saja, dan nikmati dulu “Hujan Cawapres” yang ada saat ini, serta berharap masih banyak lelucon-lelucon politik yang lebih lucu lagi.
Sudah kukatakan tak mungkin akan terjadi
Masih saja ada pihak yang belum mengerti
Bingung, dan tak habis pikir diriku ini
Diulang dan diulang lagi wacana basi