Mohon tunggu...
Lohmenz Neinjelen
Lohmenz Neinjelen Mohon Tunggu... Buruh - Bola Itu Bundar, Bukan Peang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

https://gonjreng.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS Membantah dan Fahri Hamzah Sedih

16 Februari 2018   13:21 Diperbarui: 21 Maret 2018   21:14 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Partai Keadilan Sejahtera atau PKS membantah pernyataan Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR RI yang sudah dipecat dari keanggotaan PKS. Sebelumnya Fahri di sini mengatakan PKS mengajukan diri sebagai cawapres Presiden Jokowi untuk Pilpres 2019. 

"Saya dengar ada gerakan pengen jadi wakil Pak Jokowi, sedih saya dengernya itu," ujarnya, tapi kesedihan Fahri tadi dibantah oleh Wasekjen PKS Mardani Ali Sera.

Entah mengapa Fahri sedih, padahal ia sudah dipecat dari PKS. Apakah Fahri Hamzah seorang yang melankolis atau semacam itu? 

Menurut Wasekjen PKS Ali Sera, justru partainya ingin mengganti Jokowi sebagai presiden, dan semangat pula untuk menggantinya dengan sosok lain.  Ya, boleh saja semangat, tapi tidak ada salahnya untuk introspeksi atau melihat kemampuan diri guna menunjang semangat tadi. Asal semangat, namun kemampuan diri tak cukup atau lemah kan sama juga boong.

Selain itu, masalah PKS ingin mengajukan calonnya sebagai cawapres Jokowi pada Pilpres 2019 nanti, terlepas benar atau tidaknya masih tergantung Presiden Jokowi juga. Anggaplah benar, tapi kalau Presiden Jokowi ogah atau tak mau cawapresnya dari PKS, mau bilang apa?

Fahri Hamzah sedih dan mengatakan PKS sepatutnya berani mencalonkan tokohnya sebagai capres, karena PKS adalah partai yang turut memperjuangkan reformasi. 

"PKS ini kan generasi reformasi. Harusnya berani jadi presiden. Pak Jokowi aja berani jadi presiden, masak kita nggak berani. Kita kan demo-demo, berdarah-darah di jalan. Nah makanya saya dukung Pak Anis," ucapnya.

Kalau diingat-ingat, saat reformasi tahun 1998 lalu kayaknya gak ada deh PKS. Partai yang ada saat itu hanya tiga, yaitu Golkar, PDI, dan PPP. Masyarakat pun tahunya mahasiswa yang paling berperan saat reformasi tahun 1998 tanpa embel-embel PKS atau partai politik lainnya. Mungkin Fahri Hamzah lupa saking sedihnya tadi. 

*****

Artikel Politik Lainnya:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun