Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dikenal dengan panggilan Ahok kembali mengeluarkan pernyataan yang cukup kontroversial terkait normalisasi Waduk Pluit.
Menurut Ahok warga Pluit yang menempati lahan negara dan tidak memiliki pekerjaan, tapi menolak dipindahkan ke Rumah Susun Marunda, aneh dan patut dipertanyakan.
"Jadi, kalau anda enggak punya kerjaan, tapi menolak pindah ke Marunda kan aneh. Jadi, anda di Jakarta itu mau hidup apa merampok?" tegas Basuki, di Mall Ciputra, Jakarta, Sabtu (11/5/2013).
Sebelumnya Ahok pernah mengeluarkan pernyataan kontroversial lainnya - Komunis - tapi menurutnya ditujukan kepada LSM yang diduga kuat telah memprovokasi warga di sana agar tidak bersedia dipindahkan.
Komunis dan Merampok adalah dua kata yang berbeda dan berlainan artinya.
Kalau urusan rampok merampok siapa saja bisa melakukannya, terlepas orang itu komunis atau bukan. Bahkan perampok itu mungkin saja beribadah setelah melakukan aksinya.
Bukankah ada perampok uang rakyat (koruptor) yang mendadak rajin beribadah dan terlihat alim saat sedang menjalankan persidangan kasus korupsinya?. Bukankah ada terbetik berita terpidana kasus korupsi mendadak rajin beribadah setelah berada di Lembaga Pemasyarakatan?.
Apakah pernah ada pejabat negara yang mengatakan fenomena seperti ini aneh?.
Entahlah, mungkin ada pejabat negara yang pernah mengatakannya, tapi sepertinya Ahok tidak atau belum pernah mengatakannya. Mungkin suatu saat nanti, karena keanehan antara warga Pluit yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak bersedia dipindahkan ke Rumah Susun Marunda berbeda dengan keanehan koruptor yang mendadak rajin beribadah.
Rakyat kecil yang tidak memiliki pekerjaan kemudian melakukan tindak pidana kejahatan rasanya jarang yang merampok. Paling banter nyolong ayam, dan kalau tertangkap langsung digebukin hingga sekujur tubuhnya bonyok. Sementara perampok yang benar-benar merampok uang negara menurut Ketua KPK Abraham Samad ditengarai sering pergi ke mall atau tidur di rumah usai apel di lapas.