Mohon tunggu...
A Jul
A Jul Mohon Tunggu... Guru Yoga -

Ah, masa?

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kisah Roro Mendut dan Hari Tanpa Tembakau

31 Mei 2016   14:28 Diperbarui: 31 Mei 2016   14:53 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gambar: arekubidotblogspotdotcom"][/caption]Hari ini, Selasa, 31 Mei 2016 adalah World No-Tobbaco Day (Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia) yang diinisiasi oleh World Health Organization ( WHO) beberapa tahun lalu.

Pertimbangan dari dikampanyekannya Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia oleh WHO adalah akibat adanya gangguan kesehatan pada manusia akibat penggunaan tembakau dan produk olahannya di kehidupan sehari-hari. Terutama di negara-negara penghasil dan pengolah tembakau. 

Salah satu produk olahan tembakau yang paling terkenal adalah rokok. Rokok dari Indonesia adalah salah satu rokok yang paling terkenal di Dunia. Terkenal karena aroma dan rasanya yang khas. Wajar saja kalau rokok buatan Indonesia itu enak rasa dan aromanya. Karena tembakaunya dicampur dengan racikan cengkeh.

Dulu, di Indonesia, rokok disebut kretek. Karena ketika dibakar suka berbunyi kretek..kretek. Mungkin bunyi itu akibat adanya racikan biji cengkeh yang terbakar.

Ada yang mengira bahwa awalnya ada yang menduga bahwa kebiasaan merokok sebagian besar orang Indonesia itu adalah sejak jaman penjajahan belanda dan sejak adanya pabrik-pabrik pengolahan tembakau di Sumatera dan di Jawa. Padahal, kalau merujuk pada kisah Roro Mendut yang terkenal sebagai penjual rokok yang cantik dan seksi di sekitar abad 17, artinya, rokok telah ada jauh di masa sebelum kedatangannya Belanda. Bahkan dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi, Sultan Agung Mataram sebagai seorang perokok berat. 

Mungkin, kebiasaan merokok masyarakat di Jawa dan di beberapa daerah lain di Indonesia itu adalah sebagai evolusi dari kebiasaan nyirih. Di masa lalu, nyirih adalah kebiasaan umum masyarakat. Laki-laki maupun perempuan semuanya suka nyirih. Dan bahkan nyirih juga adalah sesuguhan bagi tetamu yang datang ke rumah. Kalau dulu ngobrol sambil nyirih. Sekarang ngobrol sambil ngerokok. :) Sami mawon toh? :))

Ada yang mau beli rokok lintingannya Nyi Roro Mendut? Konon, banyak sekali orang mengantri setiap harinya untuk sekedar membeli rokok lintingannya Nyi Roro Mendut yang terkenal ayu dan seksi itu. Tentu saja, pembelinya kebanyakan laki-laki. Dan konon lagi, semua rokok lintingannya Nyi Roro Mendut itu dijilatnya dulu agar lintingannya tetap rekat. Dengan begitu, mengisap rokok dagangannya Nyi Roro Mendut diartikan hampir sama dengan dicium oleh bibirnya Sang Nyai yang ayu itu. Hmmm... Pantesan laku :)) 

Malah katanya, harga rokoknya Nyi Roro Mendut yang paling mahal adalah rokok yang sebelumnya sudah diibakar dan diisap dulu oleh Si Nyai. Wuihh..bisa gitu ya :)) ckckckck...

Sebenarnya, para lelaki perokok itu datang ke tempat jualannya Nyi Roro Mendut mau beli rokoknya atau mau pada melamunkan dicium atau berciuman dengan Si Nyai sih? :)) Keliatannya sih bukan mau betul-betul beli rokok nih :)

Nah, kalau di jaman sekarang ini ada penjual rokok seperti Nyi Roro Mendut, Hari Tanpa Tembakau Se-Dunia ini pasti susah sekali diikuti. Alih-alih bergerombol dan berpawai mengkampanyekan Anti Tembakau di jalan-jalan, pasti banyak yang lebih memilih bergerombol di warung rokoknya Nyi Roro Mendut :) 

Sekian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun