Aku hanya pantulan cahaya
Tersembunyi di balik jendela tua
Samar aku terlihat seolah tak beguna
Segumpal bayang gelap menutupi aku
Aku hanya tertunduk tak mengira semua kepalsuan ini
Dia ambil paksa sebagian cahayaku
Bahkan sekedar pantulan saja dia rampas
Harusnya kau yang selamatkan aku
Kau...
Tak berdaya...
Berbekal keras hati namun tak berani
Pantulan cahayaku tertutup awan pilu
Secarik kertas ku robek dan ku gores pena
Sekira tertulis ini :
"Harusnya kau yang menarik cahayaku, hingga tak hanya sekedar pantulan. Biar aku terlihat seolah nyata di sisi mu. Kau tak kuat dan lemah tak membela aku. Tak berdaya aku dibuat, ucapan dia menyayat hati ku. Merobek jantungku. Menghisap darahku. Namun kau tak pernah percaya, seolah aku berkhayal. Kau tak peduli, seolah ceritaku hanya dongeng. Aku terdiam tak bergeming. Hanya menahan dalam batin. Aku biarkan kau pilih dia, aku akan diam bersama pantulan cahayaku dan tetap menemanimu sampai apapun"
Bayangan tanganku ada di kertas yang terjatuh itu
Tetiba kau hadir dan mendorong tubuh ku
Aku terjatuh bersama pantulan cahayaku
Tersungkur perih di ujung lemari
Mencuat emosi mu bersama robekan kertasku
Protes dan tidak terima kata hati ku di kertas itu
"Pergi kau. Keluar dari rumah ini."