Waktu kecil, boneka Barbie menjadi salah satu mainan paling kusukai. Aku ingat pertama kali, Mama membelinya untuk hadiah ulang tahunku.
Sampai aku beranjak dewasa, Barbie itu masih aman dan terkendali di kamarku :)
Banyak sekali baju dan sepatu yang kubeli hanya untuk mempercantik boneka Barbieku ini.
Namun entah mengapa, sejak kecil tak pernah terlintas sedikitpun dikepalaku, untuk hidup layaknya boneka itu.
Barbie, dengan bentuk tubuh yang hampir sempurna, rambut tebal yang lebat dan dengan segala kehidupan tidak nyatanya.
Kini,Â
saat kepalaku pening dengan realita kehidupan dan butuh penyegaran, lantas terlihat sering di laman media sosialku, sesosok wanita yang dengan mantap menyebut dirinya "Barbie", dengan segala kecantikan dan kesempurnaan (kata dia).Â
Tak perlu kusebut nama lengkapnya.. Tentu hanya dia seorang :)
Awalnya aku memaki dalam hati : " Gila nih cewek!", sambil geleng kepala.
Lalu mulut seraya mencibir, mencela dan mencela dan mencela.
Lama lalu aku mulai menyadari sesuatu!