Nagarakretagama sejak selesai ditulis Penyair Prapanca tahun 1365 sudah berumur 658 tahun pada tahun ini: 2023. Barangkali puisi Jawa Kuno ini yang disebut Kakawin, justru tidak populer di masa Majapahit atau di Jawa.Â
Sebagaimana kita ketahui, Kakawin Nagarakretagama yang sampai pada kita, tak lebih dari 10 jari dan itupun ditemukan tidak di tanah Jawa tetapi di Pulau Lombok dan Bali.
Walau begitu Kakawin ini semakin populer dan dibaca banyak sarjana untuk melihat masa lalu Indonesia dengan berbagai perspektif. UNESCO, lembaga PBB yang bergerak di bidang kebudayaan juga mengakui bahwa Nagarakretagama sebagai salah satu bagian dari Memory of the World.Â
Bung Karno pun menjadikannya melalui gambaran Majapahit sebagai negara nasional kedua setelah Sriwijaya dan di atas keluasan wilayah Majapahit itulah seharusnya negara nasional Indonesia berdiri pada Pidatonya yang bersejarah 1 Juni 1945 yang menandai lahirnya dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia:Â
Pancasila. Tak hanya itu, barangkali kolonialisme Belanda pun yang bernama Hindia Belanda meyakinkan dirinya sebagai pewaris dari wilayah yang ditinggalkan Kerajaan Majapahit.Â
Begitulah Pemerintahan Kolonial Belanda begitu getol untuk merebut seluruh bekas yang disinyalir sebagai wilayah kekuasan Majapahit sebagaimana yang digambarkan Penyair Prapanca dalan Kakawin Nagarakretagama.
Lebih dahulu dari citra Sriwijaya yang baru dikenal oleh kaum pergerakan kemerdekaan Indonesia setelah tahun 1918 melalui karya tulis George Coedes.
Kejayaan Majapahit yang digambarkan Prapanca melalui karya tulis Nagarakretagama sudah mulai dibaca serius hampir seperempat abad sebelum Sriwijaya "ditemukan" George Coedes yaitu setelah penemuan Prof. Brandes di kancah Perang Lombok pada tanggal 18 september 1894.Â
Dengan begitu pembacaan Nagarakretagama atau "Kisah Pembangunan Negara" sejak ditemukan Brandes tersebut hingga hari ini sudah berlangsung 129 tahun.
Mengenai nasib Nagarakretagama Brandes tersebut, sejauh yang bisa diketahui penulis, Nagarakretagama temuan Brandes itu lama berada di Belanda.Â