Polusi udara menjadi salah satu permasalahan yang hingga saat inimasih terus terjadi di dunia, dimana Indonesia tidak luput dari permasalahan ini. Tidak dapat disangkal bahwa polusi yang diakibatkan oleh asap pabrik dan kendaraan turut mempengaruhi kondisi udara tidak hanya lingkugan luar, namun juga di dalam rumah. Tentunya setiap pemilik rumah mengharapkan bahwa rumah yang menjadi tempat beristirahat dan beraktivitas setiap harinya terbebas dari segala jenis polusi yang berbahaya bagi kesehatan. Namun sayangnya, produk-produk penjernih udara yang beredar di pasaran memiliki harga yang cukup tinggi, sehingga tidak begitu ramah di kantong masyarakat Indonesia yang kebanyakan merupakan masyarakat berekonomi menengah ke bawah.
Menyadari permasalahan ini, tiga mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya, Asti Ainun Nabilah, Intan Rosita Dewi dan Sriwati Ajrina Sani dibawah bimbingan Wasiska Iyati ST., MT. menciptakan desain penjernih udara ekonomis berbahan karbon aktif tempurung kelapa yang diberi nama Coal-APA (Coconut Coal Air Purifier Agent).Â
Karbon aktif berbahan tempurung kelapa dipilih karena Indonesia yang merupakan negara tropis merupakan lokasi yang ideal untuk tumbuhnya tanaman kelapa (Cocos Nucifera), sehingga bahan bakunya lebih mudah didapat dan harganya dapat jauh lebih murah dibandingkan karbon aktif berbahan kayu ataupun bambu.Selain itu, karbon aktif yang terbuat dari tempurung kelapa memiliki partikel yang lebih rapat daripada karbon aktif lainnya sehingga memiliki daya adsorbsi tinggi terhadap partikel polutan seperti CO, CO2, SO, O3, dan NO2. Kemampuan inilah yang dimanfaatkan dalam produk Coal-APA untuk menurunkan kadar polutan di dalam ruangan.
Coal-APA di desain sebagai komponen interior dalam bentuk modular sehingga dapat disusun menjadi partisi dinding sesuai dengan kreativitas dan kebutuhan pengguna. Dikarenakan Coal-APA tidak membutuhkan energi listrik untuk beroperasi, pengaplikasiannya dapat dilakukan dimanapun. Selain itu produksinya memakan harga 50% lebih rendah dari produk penjernih udara kebanyakan sehingga akan lebih ramah di kantong.
"Kami berharap Coal-APA dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat. Bukan hanya membantu mengurangi polusi di dalam rumah dan mempercantik ruangan, namun juga menciptakan potensi baru untuk pengolahan tempurung kelapa di masyarakat." Ujar Asti pada saat diwawancarai tanggal 27 Juni 2019 kemarin.
Coal-APA hingga saat ini masih berada dalam tahap pengembangan dan penelitian sebelum nantinya diharapkan mampu beredar di pasaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H