Mohon tunggu...
Ajeng Puspitasari
Ajeng Puspitasari Mohon Tunggu... -

Saya seorang mahasiswa S3 dalam jurusan Psikologi Klinis di University of Wisconsin - Milwaukee. Saat ini saya juga sedang menyelesaikan internship saya sebagai Clinical Psychology Resident di Brown University. Bidang spesialisasi yang sedang saya pelajari adalah depresi dan Behavior Therapy.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jika Diundang Kick Andy di Akhir Hidup Anda

22 Mei 2014   12:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:15 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14007109511865833466

Photo by Ajeng Puspitasari

Beberapa hari belakangan ini saya sering menonton wawancara tokoh-tokoh Indonesia yang sangat inspiratif diberbagai Talk Show seperti Kick Andy, Mata Najwa, dan Satu Indonesia. Banyak sekali tokoh yang cerita hidupnya membakar semangat saya untuk semakin memperbaiki diri baik dalam urusan keluarga, karir, atau kemasyarakatan. Sri Mulyani, Habibie, Gus Dur, Anies Baswedan, Ahok, Jokowi, Dahlan Iskan, Abraham Samad dan masih banyak lagi nama-nama lainnya yang menjadi sumber inspirasi saya.

Ada alur yang sama hampir disetiap Talk Show ini. Kebanyakan ada video atau foto-foto yang menggambarkan profil masing-masing. Biasanya video ini terdiri dari rekaman masa kecil, awal karir, prestasi-prestasi yang cemerlang, dan kesan-kesan tentang sang tokoh yang diberikan oleh keluarga dekat, teman, atau masyarakat umum. Pak Habibie, misalnya, tidak hanya disorot dari prestasinya dalam perkembangan teknologi di Indonesia, tapi juga besar cintanya kepada Ibu Ainun. Ibu Sri Mulyani sering dicitrakan sebagai salah satu wanita Indonesia paling berpengaruh di dunia, namun juga seorang anak, Ibu, dan istri yang sangat dekat dengan keluarganya.

Acara-acara tentang tokoh-tokoh besar ini menginspirasi saya untuk mengajak teman-teman semua melakukan satu exercise yang dalam psikoterapi dikenal sebagai values assessment (Hayes, Strosahl, Wilson, 2012). Jika diterjemahkan, values assessment bisa dilihat sebagai evaluasi prinsip atau tujuan hidup. Biasanya seorang pasien yang akan bertemu psikolog sering diminta mengisi formulir tentang tujuan-tujuan hidupnya sebelum terapi dimulai. Tapi cara itu agak sedikit membosankan, jadi saya ingin mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu yang semoga lebih menarik.

Ini peraturannya:

1)Pastikan anda mempunyai waktu luang sekitar 10 sampai 15 menit.

2)Silahkan ambil secarik kertas dan pensil. Atau boleh juga anda ketik. Kalau anda malas, boleh dibayangkan saja, tapi akan lebih baik jika ditulis sehingga ada hasil konkrit yang bisa and baca ulang.

3)Bayangkan anda berada di masa depan, mungkin ketika anda berusia 80 tahun.

4)Lalu bayangkan anda diundang oleh Kick Andy (atau Talk Show pilihan anda sendiri), dimana profil anda akan ditampilkan di publik dan ditonton oleh masyarakat luas.

5)Bayangkan profil anda yang seperti apa yang anda harapkan akan diulas oleh acara ini? Dibagian ini anda bisa dengan kreatif membayangkan berbagai hal. Syaratnya deskripsi diri anda harus sesuatu yang datang dari dalam diri anda, sesuatu yang sungguh bermakna, dan bukan sesuatu yang hanya lucu-lucuan.

Apa maksudnya lucu-lucuan? Contohnya, saya seorang mahasiswa psikologi, kalo sedang berkhayal iseng saya ingin bisa jadi pembawa acara kuliner seperti Antony Bourdainsupaya bisa makan diberbagai Negara. Tapi kalau saya benar-benar lihat pada prinsip hidup saya, keinginan ini bukan sesuatu yang sangat harus saya capai, bukan sesuatu yang substansial, yang kalau tidak saya capai hidup saya terasa tidak bermakna.

6)Untuk membantu khayalan anda, saya sudah menyiapkan beberapa pertanyaan. Tidak semua pertanyaan ini akan relevan untuk anda dan mungkin ada pertanyaan lain yang tidak saya tuliskan yang bermakna buat anda:

·Dalam kehidupan keluarga, anda ingin digambarkan sebagai anggota keluarga (e.g., sebagai orang tua, anak, adik, kakak, cucu) yang seperti apa dalam acara ini?

·Dalam kehidupan romantis, anda ingin digambarkan sebagai pasangan seperti apa?

·Dalam karir, anda ingin mempunyai karir seperti apa dan prestasi apa yang ingin anda capai dalam bidang ini (baik besar ataupun kecil)?

·Dalam pendidikan, anda ingin mempunyai ilmu pengetahuan jenis apa? Mungkin titel pendidikan atau keterampilan.

·Dalam kesehatan, anda ingin digambarkan sebagai orang sehat yang seperti apa (e.g., rajin berolah raga, menjaga asupan makanan)?

·Dalam kemasyarakatan, peran seperti apa yang anda ingin jalani di masyarakat?

·Dalam spiritualitas, anda ingin digambarkan sebagai manusia dengan kadar spiritualitas yang seperti apa?

Ini sebuah contoh values assessment dari tokoh karangan saya, seorang laki-laki yang saat ini berusia 25 tahun, sedang mengambil S2, dan belum menikah:

Ketika saya berusia 80 tahun dan diundang oleh Kick Andy saya ingin digambarkan sebagai seorang ayah, suami, dan arsitek. Sebagai seorang ayah dan suami, saya ingin menjadi sosok yang penuh kasih sayang, sabar, bertanggung jawab, dan menyenangkan untuk keluarga saya. Saya ingin menjadi ayah yang bisa menyediakan pendidikan terbaik untuk keluarganya. Saya ingin menjadi suami yang sangat mendukung keberhasilan istri saya dan menunjukan kasing sayang saya sebagai seorang suami disetiap perilaku keseharian saya. Sebagai kepala keluarga, saya juga ingin membentuk keluarga yang sehat, senang berolah raga, dan cinta pada lingkungan sekitar.

Spiritualitas adalah bagian penting dari kehidupan saya. Saya harap ketika saya berusia 80 tahun, saya memiliki hubungan yang dekat dengan Sang Pencipta. Saya ingin senantiasa memantulkan sifat-sifatNya, sebagai seorang penyabar, pemaaf, dan penuh kasih sayang. Sebagai seorang arsitek, saya ingin mempunyai karya-karya yang berguna bagi masyarakat sekitar. Mimpi saya adalah membuat bangunan-bangunan yang memberikan rasa aman dan kebahagiaan bagi yang melihatnya. Dalam acara Kick Andy, saya ingin dilihat sebagai manusia yang produktif, tapi bukan manusia yang sempurna. Saya yakin kekurangan-kekurangan saya akan diperlihatkan, namun saya ingin masyarakat juga melihat konsistensi saya dalam memperbaiki setiap kekurangan saya.

Bisa dilihat dari deskripsi profil yang saya karang, prinsip-prinsip hidup yang saya tuliskan lebih kepada sesuatu yang abstrak dan sifatnya luas, bukan sesuatu yang spesifik. Saya tidak menulis “saya ingin punya anak 3 dan membangun jembatan terpanjang di Indonesia”. Karena contoh spesifik seperti ini lebih dianggap sebagai goals bukan values atau prinsip hidup. Goals bisa berubah jenisnya dan bisa dicapai, namun values adalah sesuatu yang relatif konstan dan kita pegang sampai akhir hidup.

Menjadi ayah yang bertanggung jawab adalah value karena ini bisa dipegang seumur hidup. Menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi adalah goal karena merupakan sesuatu yang bisa dicapai pada satu titik kehidupan dan dicoret dari to-do list anda.

Jika exercise ini anda rasa bermanfaat, silahkan sediakan waktu 10-15 menit untuk mengevaluasi tujuan hidup anda. Setelah anda selesai, coba renungi pertanyaan ini:

Saat ini, apakah perilaku keseharian anda pada umumnya sudah sejalan dengan tujuan hidup anda? Jika anda seperti saya, beberapa perilaku mungkin sudah sedang yang lainnya belum.

Apa perubahan perilaku yang perlu anda lakukan hari ini sehingga perilaku anda lebih konsisten dengan tujuan hidup anda?

Hayes, S. C., Strosahl, K. D., & Wilson, K. G. (2012). Acceptance and commitment therapy: The process and practice of mindful change (2nd ed.). New York, NY US: Guilford Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun