Mohon tunggu...
Mukhamad Aji Ikhwanul Yunus
Mukhamad Aji Ikhwanul Yunus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Islam di UIN Walisongo Semarang

Kepenulisan sudah menjadi hobi sejak saya berada di bangku SMA, rasanya ingin selalu mendalami lebih lanjut terkait kepenulisan. Akhirnya kepenulisan sudah tidak hanya sekedar hobi bagi saya tetapi juga sebagai passion dari diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Lensa Aspek Lingkungan: Dilema Keberadaan BRT Trans Semarang dalam Kepedulian Terhadap Lingkungan

28 November 2024   18:56 Diperbarui: 28 November 2024   19:05 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi

SEMARANG - Transportasi publik memainkan peran penting dalam pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, terutama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Salah satu solusi yang diimplementasikan di berbagai kota besar di Indonesia adalah sistem Bus Rapid Transit (BRT). Semarang, sebagai ibu kota Provinsi Jawa Tengah, telah memperkenalkan BRT Trans Semarang sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan mobilitas masyarakat sekaligus mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Sistem ini dirancang untuk mempercepat waktu tempuh, mengurangi kemacetan, serta menurunkan emisi karbon dioksida (CO ) dari sektor transportasi.

Aspek lingkungan BRT Semarang menjadi fokus yang menarik dalam artikel ini karena membuktikan adanya upaya nyata untuk mengatasi isu-isu polusi udara, kualitas lingkungan, dan efisiensi energi. Dalam beberapa tahun terakhir, kota Semarang telah mengalami peningkatan jumlah kendaraan bermotor. Pertumbuhan kendaraan bermotor akan menimbulkan beberapa dampak buruk seperti ketidaklancaran arus barang, inefisiensi waktu bagi para pekerja, jumlah kecelakaan yang meningkat, pemborosan bahan bakar, dan polusi udara yang nantinya akan berdampak pada kualitas udara dan kesehatan masyarakat.

Salah satu hal yang menjadi perhatian dari pembahasan aspek lingkungan pada BRT Kota Semarang adalah mengenai emisi gas buang kendaraan. Menurut Badan Lingkungan Federal pada tahun 2022 telah melakukan perhitungan mengenai emisi CO2 rata-rata sebesar 93 gram per kilometer penumpang untuk bus. Sementara itu, BRT Trans Semarang menggunakan bahan bakar berupa gas dan solar dengan presentase bahan bakar gas sebanyak 30% hingga 40% dan sisanya masih menggunakan solar. Berdasarkan hal tersebut, Dishub bersama Satlantas Polrestabes Semarang di Jalan Pemuda Semarang melakukan inspeksi mengenai emisinya. Hasil dari inspeksi tersebut dari 40 bus BRT yang diuji, terdapat 28 armada BRT Trans Semarang teridentifikasi melebihi ambang batas emisi yang telah ditetapkan. Sehingga pihak tersebut memberikan surat perintah perbaikan bagi pihak pengelola armada BRT tersebut, dimana mereka diberikan waktu untuk melakukan perbaikan dengan segera agar tidak mencemari lingkungan. Namun, apabila pada pemeriksaan kedua atau ketiga armada tersebut masih ditemukan melebihi ambang batas emisi maka akan dikenai bukti pelanggaran atau tilang.

Keberadaan BRT menjadi salah satu upaya dalam mengurangi kemacetan dan pengurangan pencemaran udara yang dihasilkan oleh pengendara sepeda motor dan mobil yang sangat padat di Kota Semarang. Akan tetapi, masih banyak kekurangan dari BRT yang perlu diperhatikan dan diatasi. Adel, sebagai salah seorang penumpang mengungkapkan beberapa hal terkait asap yang dihasilkan oleh BRT.

"Untuk pihak pengelola BRT harus bisa mengevaluasi setiap kekurangan yang ada, terutama dari segi kondisi bagian dalam dari BRT tersebut. Menurut saya, asap yang dihasilkan dari BRT terlihat sangat tebal dan sangat mengganggu pengguna jalan lain, terutama sepeda motor. Harapan saya pihak BRT segera mengatasi hal tersebut agar BRT dapat menjadi transportasi yang lebih ramah lingkungan yang dapat mengurangi polusi udara, dan membuat pengendara lain merasa nyaman dijalan"ujarnya.

Selain berfokus pada emisi gas buang kendaraan dan efek dari asap yang dihasilkan BRT, terdapat pembahasan lain berupa kebersihan pada armada BRT Kota Semarang. Pak Hendra selaku salah satu supir BRT menjelaskan mengenai kondisi kebersihan yang diterapkan baik di dalam armada maupun disekitar halte BRT khususnya pada rute Koridor IV Cangkiran.

"Mengenai kebersihan di sekitar halte BRT itu terdapat pelayanan sendiri atau petugas kebersihannya, seperti sampah yang terdapat di bangku tunggu pengunjung. Selain itu, di dalam bus BRT beberapa kali terdapat pengunjung yang membuang sampah secara sembarangan meskipun sudah disediakan tempat sampah. Sehingga, saya yang mengambil sampah tersebut atau petugas lainnya. Kesadaran tersendiri dari pengunjung maupun petugas untuk membuang sampah pada tempatnya sangatlah penting" Ujar Pak Hendra.

Sementara Maudy, salah satu penumpang BRT menjelaskan mengenai kebersihan dan fasilitas yang terdapat dalam BRT serta saran kepada pihak pengelola BRT sendiri.

"Kalau dari segi kebersihan sendiri, terdapat tempat sampah yang disediakan petugas di dalam BRT guna meminimalisir pembuangan sampah secara sembarangan. Walaupun pada faktanya, minimnya kesadaran pengguna BRT terhadap sampah yang ada di sekitar. Sehingga menurut saya, perlu adanya pembenahan dari pihak pengelola terlebih pada kebersihan dan fasilitas pada BRT tersebut " jelasnya.

BRT Trans Semarang memiliki peran yang signifikan dalam upaya mengurangi kemacetan dan polusi udara di Kota Semarang. Namun, beberapa tantangan masih perlu diatasi, seperti emisi gas buang yang melebihi ambang batas serta kebersihan dan fasilitas yang perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, saran utama bagi pengelola BRT adalah untuk memperketat standar emisi yang diterapkan, meningkatkan perawatan armada, serta memperbaiki fasilitas kebersihan di dalam bus dan di sekitar halte. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan juga menjadi faktor penting yang dapat mendukung upaya tersebut.

Diharapkan, dengan perbaikan yang berkelanjutan, BRT dapat menjadi pilihan transportasi masyarakat yang lebih ramah lingkungan, aman, dan nyaman bagi seluruh warga Semarang. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas layanan, tetapi juga akan mendorong masyarakat untuk lebih memilih transportasi umum dibandingkan kendaraan pribadi, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Semoga BRT Trans Semarang terus berinovasi dalam memberikan layanan yang lebih baik demi tercapainya transportasi perkotaan yang berkelanjutan.

Referensi

1. Pradipta, Endhar Gilang dkk. 2014. Efektivitas BRT (Bus Rapid Transit) Trans Semarang sebagai Modal Transportasi di Kota Semarang. Geo Image, 3(2).

2. Septada, Bastiar Ihsan dkk. 2023. Analisis Pelayanan BRT Trans Semarang di Kota Semarang. E-Journal Undip.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun